jpnn.com, JAKARTA - Dukungan kepada calon gubernur Lampung Arinal Djunaidi terus mengalir dari berbagai lapisan masyarakat termasuk anak muda, petani, hingga pelaku UMKM.
Dukungan ini tidak lepas dari pengalaman dan rekam jejaknya sebagai pemimpin yang berhasil membawa perubahan signifikan di Lampung selama masa jabatannya.
BACA JUGA: Haeruel Abadi: Serikat Tani Indonesia Siap Mendukung Arinal di Pilgub Lampung
Ketua Umum Lembaga Pengawasan Kemasyarakatan (LPK) Lampung Wahyudi menilai keberhasilan Arinal sudah terlihat nyata, terutama dalam penurunan angka kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan petani.
“Selama kepemimpinan Arinal, sudah dirasa cukup signifikan dalam penurunan angka kemiskinan. Kesejahteraan petani juga dirasa cukup baik, terbukti dengan hasil panen yang selalu tercapai melalui program Kartu Lampung Berjaya. Hanya saja, ke depan harus bisa merata di setiap desa karena ini merupakan produk unggulan dari program prioritas,” kata Wahyudi, Sabtu (16/11/2024).
BACA JUGA: LSI: Pasangan Rahmat-Jihan Unggul Dibandikan Arinal-Sutono
Menurut Wahyudi, program Kartu Lampung Berjaya menunjukkan dampak positif bagi petani, tetapi pelaksanaannya perlu diperluas agar manfaatnya dirasakan lebih merata oleh masyarakat pedesaan. Selain itu, Wahyudi juga menyoroti peran penting UMKM dalam mendukung perekonomian Lampung.
“Begitu juga dengan UMKM. Rata-rata pelaku usaha sangat bergantung kepada uluran tangan pemerintah, terutama dalam hal penyertaan modal usaha. Janji ini harus bisa dibuktikan agar mereka semakin percaya,” ucapnya.
BACA JUGA: Dian Pustika: Arinal Berkomitmen Mendukung Sektor UMKM dan Ekonomi Rakyat
Dukungan terhadap Arinal juga datang dari kalangan anak muda, termasuk Milenial dan Gen Z, yang memiliki potensi suara besar dalam Pilkada mendatang.
Wahyudi menilai generasi muda cenderung mendukung calon dari latar belakang birokrat.
“Milenial dan Gen Z adalah pemilih pemula yang suaranya dominan secara kumulatif. Tentunya mereka akan lebih cenderung mendukung calon dari birokrat dengan alasan lebih mengerti struktur pemerintahan. Artinya, peluang Arinal-Sutono terbuka lebar, tinggal bagaimana timnya bisa memaksimalkan sosialisasi,” ungkapnya.
Sebagai seorang birokrat berpengalaman, Arinal dianggap memiliki modal besar dalam menata pemerintahan dengan baik.
“Arinal adalah sosok pemimpin yang dilatarbelakangi dari seorang birokrat. Itu sudah menjadi modal dasar dalam menata pemerintahan secara teori dan praktik. Tinggal bagaimana ke depan beliau siap dengan terobosan-terobosan baru yang bisa lebih menjanjikan bahwa Lampung akan lebih kaya, sesuai dengan slogan Lampung Berjaya,” ujar Wahyudi.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Lampung Sigit Krisbintoro menyebutkan pengalaman Arinal Djunaedi sebagai petahana dalam membawa perubahan di Provinsi Lampung dapat menjadi faktor penentu dalam Pilgub 2024.
Hal ini didukung oleh data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Lampung, yang menunjukkan bahwa pemilih muda dari kalangan Milenial dan Generasi Z mendominasi daftar pemilih tetap (DPT).
“Berdasarkan data dari KPU, generasi Milenial yang berusia 27 hingga 42 tahun berjumlah 34,32 persen, sementara Generasi Z yang berusia 17 hingga 26 tahun berjumlah 21,57 persen. Artinya, gabungan dari kedua generasi ini mencapai 55 persen lebih dari total DPT,” ujar Sigit.
“Generasi ini cenderung sulit menentukan pilihan sesuai dengan keadaan dan suasana hati mereka. Jika dari 55 persen tersebut hanya 25 persen yang sudah menentukan pilihan, maka ada 30 persen yang masuk kategori pemilih lemah (weak voter) atau yang belum menentukan pilihan,” ujarnya.
Menurut dia, pemilih lemah ini menjadi penentu kemenangan dalam Pilkada mendatang.
“Kemenangan calon sebenarnya sangat bergantung pada pemilih lemah sebesar 30 persen ini. Pasangan calon harus mendekati dan meyakinkan pemilih lemah agar berpihak kepada mereka,” paparnya.
Sigit juga menyoroti sejumlah keberhasilan yang dapat menjadi nilai tambah bagi petahana seperti Arinal.
“Menurunnya angka kemiskinan di Lampung dari 11,11 persen menjadi 10,69 persen, peningkatan jumlah UMKM menjadi sekitar 492.000 serta program untuk kesejahteraan petani adalah catatan positif. Pengalaman birokrasi petahana di bidang pemerintahan juga seharusnya memiliki pengaruh terhadap tingkat elektabilitas dan menjadi kunci meraih kemenangan,” katanya.
“Profil atau rekam jejak paslon, seperti keberhasilan dan tindakan baik selama ini, harus tersosialisasikan kepada pemilih, khususnya generasi Milenial dan Generasi Z. Jaringan yang dibangun harus melibatkan kalangan pemilih muda. Sementara itu, media memiliki peran penting dalam mendorong pemilih, khususnya pemilih muda, untuk datang ke TPS dan menentukan pilihan mereka,” ujar Sigit.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari