Tokoh Militer Loyalis Assad Membelot

Sabtu, 07 Juli 2012 – 11:20 WIB
DAMASKUS - Tubuh rezim Syria semakin keropos dengan membelotnya tokoh-tokoh militer. Kemarin (6/7) giliran Manaf Tlas, jenderal yang dikenal dekat dengan keluarga Presiden Bashar Al Assad, yang dilaporkan meninggalkan Syria menuju Paris melalui Turki.

Seorang sumber yang dekat dengan keluarganya membenarkan informasi tersebut kepada BBC. Sebelumnya situs pro pemerintah Syriasteps menyatakan bahwa Brigjen Tlas telah melarikan diri. Meski demikian, itu tidak akan memengaruhi rezim Assad.
 
Jika terbukti benar, pembangkangan tersebut merupakan level yang tertinggi di militer Syria sejak pecahnya perlawanan rakyat sejak 16 bulan lalu. Sebelumnya sempat muncul rumor bahwa Tlas membelot Maret lalu, namun tidak terbukti.

Salah seorang anggota keluarga Tlas kepada Reuters menyatakan bahwa saat ini sang jenderal sedang menuju Prancis, tempat tinggal ayahnya, mantan Menteri Pertahanan Syria Mustafa Tlas.

Pelarian Tlas tersebut bertepatan dengan sebuah konferensi di Prancis untuk mencari jalan keluar krisis di Syria. Presiden Francois Hollande menjadi tuan rumah pertemuan yang dihadiri perwakilan lebih dari seratus negara tersebut.

Amer Al Sadeq, seorang anggota kelompok oposisi Syria, menggambarkan perkembangan terbaru tersebut sebagai "pertanda baik". "Pembangkangan tentara, sebagian di antara mereka perwira, semakin banyak semakin baik untuk memperlemah rezim Assad," ujar Sadeq kepada BBC.

Tlas, yang diyakini berusia 40-an, adalah komandan sebuah unit pasukan elite Garda Republik. Tlas muda mengikuti pelatihan militer bersama Presiden Assad.
 
Seorang sumber menyatakan, Tlas menjadi tahanan rumah sejak Mei 2011 karena menolak solusi militer untuk menghadapi demonstran yang diberlakukan rezim Assad.
 
Tidak seperti para petinggi Syria yang beraliran Alwite, Tlas adalah muslim Suni. Puluhan tahun keluarga Tlas mendukung keluarga Assad. Mereka juga membantu memastikan suksesi Assad sebagai presiden 12 tahun lalu.
 
Para analis yakin bahwa pembelotan Tlas akan mendorong pejabat lain yang beraliran Suni mengikuti jejaknya.
 
Dari konferensi di Prancis, Presiden Francois Hollande mendorong dijatuhkannya sanksi lebih tegas kepada rezim Assad dan memberikan dukungan lebih kepada kelompok oposisi. "Bashar Al Assad harus lengser," ujar Hollande saat membuka pertemuan antarmenteri luar negeri dan diplomat senior dari kelompok "Sahabat Syria".
 
"Ini demi kepentingan Syria yang lebih luas, negara tetangga, dan siapa pun yang menginginkan perdamaian di wilayah regional," tandasnya.
 
Sementara itu, Menlu AS Hillary Clinton mendorong kembali resolusi PBB untuk memberikan sanksi kepada rezim Assad. Pengajuan resolusi PBB sudah dua kali diveto Rusia dan Tiongkok di dewan keamanan.
 
Hillary juga mendorong negara-negara di dunia untuk mendesak Rusia dan Tiongkok bertanggung jawab. "Saya akan katakan secara jujur, saya rasa Rusia dan Tiongkok yakin bahwa mereka harus bertanggung jawab karena mendukung rezim Assad tetap berkuasa," tandasnya.
 
Sementara itu, dari Syria dilaporkan, tentara pemerintah menghujani Kota Daraya, Provinsi Damaskus, dengan bom. Setidaknya satu orang tewas dan belasan terluka. Insiden kemarin (6/7) terjadi selang sehari setelah kekerasan di Syria menelan 90 nyawa.
 
Video amatir yang diunggah di YouTube menunjukkan, relawan merawat seorang warga di Daraya yang berdarah-darah.
 
Di Maaret Al Numan, Provinsi Idlib, sebuah bom mobil meledak dan menewaskan lima tentara. Dua pemberontak juga tewas karena serangan tentara pemerintah di daerah yang sama. (cak/c10/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bandar Ekstasi Dibekuk Setelah Kirim SMS Tantangan ke Polisi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler