jpnn.com - JAKARTA - Yusril Ihza Mahendra dan Yusuf Mansur dinilai sebagai dua tokoh muslim potensial yang layak diusung partai politik (parpol) di pilgub DKI 2017 mendatang.
Keduanya potensial sebagai calon gubenur (cagub) atau calon wakil gubernur (cawagub).
BACA JUGA: Putra Atut Hanya Diusung jadi Wagub
Tokoh-tokoh muslim yang tergabung dalam Majelis Pelayan Jakarta (MPJ) berharap, parpol yang kini belum menyatakan dukungan kepada gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok maupun Sandiaga S Uno yang dinyatakan akan maju melalui Partai Gerindra, diharapkan dapat mencalonkan kedua tokoh muslim potensial tersebut.
“Seluruh orang Islam di DKI, yang punya semangat keislaman yang baik, ghirah keislaman yang baik, berharap orang Islam lah yang akan memimpin DKI ini ke depan,” kata Haikal Hassan dari Divisi Jaringan MPJ kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (30/70).
BACA JUGA: Anak Buah Prabowo Sebut Otak Teman Ahok sudah Tercuci
Haikal mengatakan, berdasarkan hasil riset beberapa lembaga survei dinyatakan Yusril memiliki elektabilitas yang tinggi. Meski memang, hingga kini belum ada satu partai pun yang menyatakan akan mendukung Yusril sebagai cagub DKI mendatang.
Yusuf Mansur memiliki tingkat popularitas yang tinggi dan juga kader partai, yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dia memiliki daya tarik tersendiri bagi partai karena bisa menjadi mesin pengumpul suara untuk partai, baik untuk tingkat nasional apalagi Pilgub DKI Jakarta. Hanya saja, sampai sekarang PPP belum memberi sikap.
BACA JUGA: Berharap Anwar Relakan Istrinya jadi Cawagub
“Dan PDIP, dalam beberapa kabar kan sangat berminat melakukan pendekatan ke Yusuf Mansur. Yusuf bukan hanya vote gather Jakarta, tapi bisa sebagai vote gather nasional,” tutur Haikal.
Hasil survei terkini yang dipublikasikan lembaga survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) pada 21 Juli 2016 menunjukkan, dalam simulasi Pilkada dua pasang cagub, bila gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dihadapkan dengan Yusril Ihza Mahendra maka elektabilitas Ahok sebesar 59,4 persen dan Yusril 26,3 persen.
Bila Ahok dihadapkan dengan Sandiaga S Uno, maka elektablitas Ahok sebesar 61 persen dan Sandiaga 19,2 persen.
Sementara, Bila Ahok dilawankan dengan Yusuf Mansur maka elektabilitas Ahok 59,6 persen dan Yusuf Mansyur 22,3 persen.
Bila melihat peta dukungan bakal cagub DKI saat ini, masih terbuka terbentuknya satu kelompok koalisi parpol untuk bertarung dalam Pilgub DKI 2017. Bila Ahok telah didukung oleh PDIP, Hanura, Golkar, dan Partai Nasdem dengan mengantongi 52 kursi DPRD, maka masih tersisa sekitar 54 kursi DPRD lagi. Dari 54 kursi DPRD itu, masih terbuka peluang terbentuknya dua koalisi parpol pendukung cagub,karena syarat minimal dukungan pasangan cagub adalah 21 kursi DPRD.
Partai Gerindra telah menyatakan mendukung Sandiaga S Uno sebagai bakal cagubnya. Bila Gerindra berkoalisi dengan PKS maka koalisi parpol ini sudah dapat mendaftarkan Sandiaga sebagai cagub DKI dengan mengantongi 26 kursi DPRD. Sementara, Partai Demokrat, PAN, PPP, dan PKB bisa berkoalisi dan mengusung satu paket pasangan cagub dengan modal 28 kursi DPRD.
“Kami berharap partai yang belum mendukung cagubnya bisa mencalonkan dua tokoh muslim potensial tersebut,” tutur Haikal.
Terpisah, saat mengisi ceramah di masjid Nurul Iman, Pondok Bambu, Jakarta Timur, Yusuf Mansur secara tersirat mengatakan, dirinya tidak akan menolak bila ada partai politik (parpol) yang meminangnya sebagai kandidat calon gubernur (cagub) DKI mendatang.
Namun sedari awal dia menegaskan tidak akan mencalonkan diri, kecuali bila ada yang mencalonkan. “Musti diinget, saya ini nggak pernah maju nyalonin diri,” ujarnya. (rl/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nurdin Siap jadi Cagub
Redaktur : Tim Redaksi