Tol Cipali Amblas, Menurut PVMBG karena Hal Ini

Selasa, 09 Februari 2021 – 20:20 WIB
Ruas Km 122 Tol Cipali amblas. Foto: ANTARA/HO-Humas Polda Jawa Barat

jpnn.com, BANDUNG - Ruas Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) Kilometer (Km) 122, Kabupaten Subang, Jawa Barat, mengalami amblas.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi mengatakan, penyebab amblasnya ruas tol karena erosi dan curah hujan yang tinggi.

BACA JUGA: Tol Cipali dari Cirebon ke Jakarta Tidak Bisa Dilewati

Kepala PVMBG Andiani mengatakan, erosi yang terjadi menyebabkan tanah bergerak. Meski begitu, menurutnya pergerakan yang terjadi di Tol Cipali itu relatif lambat.

"Kemungkinan material timbunan yang kurang padu atau mudah tererosi. Lalu adanya pengaruh dari erosi air permukaan di kaki lereng mengingat lokasinya yang berada tidak jauh dari sungai besar," kata Andiani dalam keterangannya di Bandung, Jawa Barat, Selasa (9/2).

BACA JUGA: Brigadir KR Tembak Kepala Deki Susanto, Mabes Polri: Sudah Ditahan

Berdasarkan analisisnya, ruas tol yang amblas itu berada pada wilayah yang memiliki potensi gerakan tanah rendah.

Pada zona seperti itu, menurutnya jarang terjadi gerakan tanah kecuali pada kawasan yang berbatasan dengan lembah sungai.

BACA JUGA: Ganja Setengah Ton dari Aceh Bisa Sampai Bogor, Ternyata Begini Modusnya

"Gerakan tanah yang lama telah mantap kembali," kata dia.

Adapun kawasan itu juga merupakan termasuk daerah yang landai hingga agak curam dengan kemiringan lereng kurang dari 20 derajat.

Selain itu, di daerah tersebut pun tersusun oleh batu pasir tufaan, lempung, dan konglomerat. Namun ia memastikan tidak ada struktur geologi berupa lipatan atau sesar di sekitar area gerakan tanah.

"Jenis gerakan tanah berupa endapan lambat atau rayapan yang ditandai dengan retakan pada badan jalan," katanya.

Untuk itu, PVMBG merekomendasikan untuk segera menutup retakan dengan dipadatkan kembali agar air tidak meresap yang bisa mempercepat pergerakan tanah.

Menurutnya hal itu perlu segera dilakukan mengingat curah hujan yang masih tinggi guna, menghindari jatuhnya korban jiwa dan kerugian yang lebih besar.

"Mengarahkan aliran air permukaan agar menjauhi area retakan, kemudian membuat perkuatan lereng di tepian badan jalan yang berada di dekat dengan sungai untuk mengurangi laju erosi dan meningkatkan kestabilan lereng," katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler