Tol Laut Potong Rantai Distribusi

Selasa, 05 Februari 2019 – 10:37 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (jaket hitam) saat rapat di DPR. Foto dok Humas Kemenhub

jpnn.com, SURABAYA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, penerapan tol laut sebagai pengangkutan logistik kelautan bukan port-to-port atau dari pelabuhan ke pelabuhan.

Menurut pria berkacamata itu, penerapan tol laut merupakan end-to-end atau dari produsen ke konsumen.

BACA JUGA: Kemenhub dan KKP Berkolaborasi Percepat Pengukuran Kapal Penangkap Ikan

’’Karena itu, keberadaan dasbor sebagai komunikasi teknologi informasi sangat penting. Kami meminta pemda mengaktifkan itu. Kalau itu dieksekusi, biaya bisa diturunkan. Jadi, rantai bisnisnya dipotong,’’ ujar Budi di sela seminar nasional tol laut di atas KM Dorolonda di Tanjung Perak, Senin (4/2).

Sektor yang bisa memanfaatkan secara end-to-end tersebut ialah perikanan.

BACA JUGA: Kunjungi Al Azhar, Budi Karya Minta Kaum Sekuler Dirangkul

Karena itu, pihaknya meminta bantuan dari pemerintah daerah untuk menentukan tiga titik sentra perikanan.

Data terkait perikanan di tiga sentra tersebut akan tercantum di dalam dasbor.

BACA JUGA: Basarnas Diminta Terus Tingkatkan Koordinasi

’’Tadi nelayan bilang salah satunya di Dobo (Kepulauan Aru, Maluku). Kemudian di Kupang dan Sorong. Dengan begitu, nelayan bisa mendapatkan harga yang baik. Kami akan siapkan kapal khusus dari Dobo ke Juwana (Pati, Jateng),’’ ujar Budi.

Pada tahun ini, Kemenhub juga menyiapkan 100 kapal sebagai upaya menekan disparitas harga dalam program tol laut.

Sebanyak 100 kapal itu terbagi atas 50 unit untuk BUMN dan 50 unit untuk swasta.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan pihaknya telah mengembangkan program Gerai Maritim melalui pemanfaatan tol laut secara optimal.

Tujuan program itu, antara lain, mengurangi biaya distribusi barang dan memperluas jaringan distribusi produk unggulan daerah setempat sebagai muatan balik.

Selain itu, juga untuk meningkatkan kesejahteraan petani serta nelayan di daerah terpencil, tertinggal, terluar, dan perbatasan (3TP).

’’Masyarakat di 3TP merasakan ketersediaan barang kebutuhan pokok dan barang penting lebih terjamin,’’ kata Enggar. (res/c7/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembentukan Badan Otoritas Jabodetabek Sedang Dikaji


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler