jpnn.com, JAKARTA - Ketua PBNU Said Aqil Siradj menerima kedatangan Menlu Retno Marsudi di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (11/2).
Keduanya lantas menggelar pertemuan untuk membahas wacana dipulangkan atau tidaknya 600 WNI eks ISIS di Timur Tengah.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Jeritan Hati Honorer K2 di Tes PPPK Hingga 4 Menteri di Kelas Ekonomi Pesawat
Ditemui usai bertemu, Said Aqil menyebut bahwa PBNU menolak pemulangan 600 WNI eks ISIS tersebut. Sikap tersebut disampaikan Said Aqil kepada Retno agar didengarkan pemerintah.
"Oleh karena itu kami beri masukan tegas, kami PBNU menolak kepulangan kombatan ISIS karena mereka sudah ke pergi ke sana karena kemauan sendiri," kata kata Said Aqil di kantor PBNU, Jakarta, Selasa.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Silakan Pilih Ada FPI, Anies Baswedan, dan Informasi Gaji PPPK
Secara hukum, menurut Said, para WNI eks ISIS itu bukan orang Indonesia. Sebab, para WNI tersebut sudah pergi berjuang untuk ISIS dan tidak menganggap Indonesia.
"Kemudian ISIS mereka anggap sebuah negara walau belum diakui dunia. Namun, mereka menganggap ISIS negara. Oleh karena itu mereka membuang, melempar kewarganegaraan Indonesia dan bergabung dengan ISIS. Jadi mereka sudah melepaskan diri dari kewarganegaraan Indonesia," ungkap dia.
Selain itu, Said Aqil mempertanyakan manfaat dari memulangkan 600 WNI eks ISIS. Menurut dia, pemulangan WNI eks ISIS justru menganggu ketenangan publik.
"Kenapa berbicara pemulangan 600 orang kalau itu menganggu ketenangan kenyamanan 260 juta warga Indonesia," ucap dia. (mg10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan