"Tentu saja Pemerintah Malaysia tidak akan meminta maaf karena toh tanpa permintaan maaf, pemimpin kita dengan mudah menerima undangan dan penghargaan dari kampus di Malaysia," kata Anggota Komisi I DPR, Teguh Juwarno, menjawab JPNN, Rabu (19/12).
Ia mengatakan, sebenarnya Indonesia berharap bangsa ini punya martabat, Namun, kata Teguh, apa daya pemimpin nasional sendiri tidak menghormati pendahulunya.
"Hal inilah yang dilihat oleh bangsa lain, jadi untuk apa menghormat bangsa Indonesia kalau pemimpinya saja tidak peduli," timpal Sekretaris Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) di DPR itu.
Apakah pemberian gelar doktor kehormatan itu jg merupakan salah satu upaya "membujuk" atau meredam RI melalui pemimpinnya? Teguh menjawab, seharusnya Presiden membatalkan atau menunda kunjungan kerja ke Malaysia dengan adanya tulisan mantan Menteri Penerangan Malaysia itu, tanpa kesungguhan sikap Pemerintah Malaysia untuk memerbaiki penghargaan dan respek terhadap negara Indonesia.
"Soal TKI yang diperkosa, khasanah budaya yang diklaim, lahan yang lebih dari tiga juta hektar untuk sawit yang dikuasai Malaysia dan penghinaan suporter Malaysia, terlalu menyakitkan bagi bangsa ini," pungkas Teguh. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... MUI Larang Ucapan Selamat Natal
Redaktur : Tim Redaksi