jpnn.com, BALI - Sepak bola bukan hanya tentang kalah dan menang.
Sepak bola juga bukan sekadar urusan adu strategi di atas lapangan.
BACA JUGA: Toleransi Nyata Bali United, Pemain Selebrasi Sesuai Agama (1)
Olahraga terpopuler di dunia itu juga bisa menjadi ajang untuk menunjukkan toleransi antarumat beragama.
Seperti yang ditunjukkan para pemain Bali United saat menekuk Perseru Serui dengan skor 3-1 (2-0) dalam laga lanjutan Go-Jek Traveloka Liga 1 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Minggu (4/6).
BACA JUGA: Persib Terlempar dari 10 Besar
Saat itu, tiga penggawa Bali United merayakan gol sesuai agamanya masing-masing.
Mereka adalah Miftahul Hamdi, Ngurah Nanak, dan Yabes Roni Malaifani.
BACA JUGA: Rusuh! Persib Kebobolan Dua Kali, Penonton Masuk ke Lapangan
Ketiganya merayakan gol yang dilesakkan Irfan Bachdim ke gawang Perseru Serui pada menit ke-86.
Hamdi yang beragama Islam langsung bersujud. Sedangkan Yabes yang merupakan penganut Kristen berdoa sesuai tata cara agamanya.
Sementara itu, Ngurah yang merupakan penganut agama Hindu berdoa sambil berdiri.
Dalam agama Hindu, sikap Ngurah disebut Muspa Puyung untuk mengucapkan syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Momen itu berhasil ditangkap dengan baik oleh fotografer Radar Bali Miftahuddin Halim.
Foto tersebut menjadi pembicaraan hangat netizens setelah Miftah, sapaan karibnya mengunggah di akun Instagram miliknya, Minggu (4/6).
Netizens makin ramai membicarakan foto tersebut setelah Miftah mengunggah karyanya di Facebook-nya, Senin (5/6).
Semua netizens mengapresiasi toleransi indah yang ditunjukkan para penggawa Bali United.
Miftah mengatakan, saat itu konsentrasi fotografer tercurah pada Irfan yang melakukan selebrasi usai mencetak gol.
Miftah juga sempat mengabadikan selebrasi Irfan. Namun, sejurus kemudian, Miftah melihat momen lain yang lebih humanis.
“Ngurah Nanak berjalan mendekati Hamdi yang hendak sujud dan Yabes yang menekuk kakinya sambil merapatkan tangannya. Lalu, Ngurah Nanak menghampiri. Dia berdiri sambil menempelkan tangannya di dahi. Momen yang sangat cepat. Saya juga secepat mungkin mem-framing momentum itu,” kata Miftah kepada JPNN, Senin (5/6).
Miftah mengatakan, toleransi memang harus ditumbuhkan di berbagai bidang.
“Saya memandang di sepak bola sekat-sekat suku, agama, ras, dan golongan itu hilang. Yang ada adalah spirit sportivitas perjuangan,” imbuh Miftah.
Dia mengaku ingin mengingatkan semua pihak untuk menjunjung tinggi kebinekaan.
“Saya memang dari dulu memandang Indonesia beragam dengan banyak suku, agama, ras, dan golongan. Yang ingin saya sampaikan Bhinneka Tunggal Ika di olahraga masih terjaga. Spirit soal nasionalisme harus kita jaga. Sepak bola sudah membuktikannya,” tegas Miftah. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Persib Mencari Penawar Luka di Kandang Bhayangkara
Redaktur & Reporter : Ragil