jpnn.com, SURABAYA - Sekretaris Komisi D DPRD Kota Surabaya, Akmarawita Kadir menyoroti bilik sterilisasi atau ruang desinfektan yang kini banyak dibuat oleh Pemkot Surabaya maupun di lingkungan warga.
Anggota dewan yang memiliki latar belakang dokter itu menyoroti kandungan bahan kimia yang digunakan di bilik sterilisasi.
BACA JUGA: Jadikan Produk Lokal Jadi Bahan Disinfektan
Sebab kandungan bahan kimia desinfektan yang digunakan seperti benzalkonium chloride tak ramah untuk manusia. Apalagi jika digunakan pada manusia secara terus menerus.
"Kami mengapresiasi niat Pemkot Surabaya untuk memerangi virus corona atau covid-19, dengan cara membuat bilik sterilisasi," jelasnya.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Pernikahan Viral Kapolsek Kembangan, Sindiran Luhut, Semoga Cepat Sembuh
Penggunaan benzalkonium chloride, dianggapnya baik jika disemprotkan pada benda mati seperti rumah atau pintu.
"Karena pada dasarnya bahan yang digunakan pada desinfektan dikhususkan untuk membunuh mikroorganisme yang patogen," terang Akmarawita.
BACA JUGA: Masih Tetap Bekerja, Para Driver Ojek Online ini Disemprot Disinfektan
Selain itu, menurutnya, jika bahan-bahan kimia tersebut sampai dihirup, terkena mata atau mengenai luka di permukaan kulit,bisa menyebabkan iritasi.
Belum lagi karena menyebabkan gangguan tenggorokan. Karena itu, dia mengingatkan lagi, soal penempatan bilik disinfektan di tiap tempat atau perkantoran di Surabaya saat ini.
"Hal itu bisa jadi memberi efek samping kepada masyarakat yang terlalu sering masuk bilik sterilisasi. Tergantung, daya tahan atau daya tubuh masing-masing orang yang berbeda-beda," tuturnya.
Akmarawita menyarankan daripada menggunakan bahan-bahan kimia yang masih pro dan kontra, lebih baik Pemkot Surabaya membuat disinfektan yang relatif aman yaitu dengan metode ozon karena itu adalah air yang merupakan hasil ozonisasi.
Dia juga sudah mencoba sendiri bilik sterilisasi di DPRD Kota Surabaya. Dia mengaku setelah masuk bilik sterilisasi tersebut langsung mengalami gangguan pada tenggorokannya. (yos/pojokpitu/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia