jpnn.com - KUPANG – Program Tol Laut masih menyisakan sejumlah kekurangan, meski dampak positifnya sudah dirasakan beberapa kabupaten yang disinggahi kapal tol laut.
Bupati Sabu Raijua Marthen Dira Tome, mengakui dampak positif dari kapal tol laut yang menyinggahi Sabu Raijua. Namun dia mengeluhkan daya angkut kapal yang belum bisa memenuhi kebutuhan daerahnya.
BACA JUGA: Pertamina Serahkan Proyek Rp 497 M Pada PT PP
“Kapal itu kan kapasitasnya hanya 18 kontainer dengan berat sekira 300 ton saja. Sementara kami butuh lebih besar dari itu. Karena garam kami banyak,” kata Marthen yang akrab disapa MDT itu kepada Timor Express (JPNN Group).
Bupati fenomenal itu menambahkan, saat ini pihaknya baru memasok garam. Namun, dalam waktu dekat pabrik rumput laut dan pabrik air kemasan berkualitas nasional segera berproduksi. Dengan demikian, peluang untuk membawa komoditas unggulan dari Sabu Raijua sangat besar. Dia berharap tol laut dapat menjadi solusi bagi masyarakat Sabu Raijua.
BACA JUGA: Ini Strategi Indofarma Tingkatkan Laba 5 Kali Lipat
Salah satu contoh, pabrik rumput laut yang akan diresmikan dapat memproduksi 10 ton per hari. Untuk satu bulan sudah bisa memenuhi 18 kontainer yang ada di kapal tol laut. Belum lagi air kemasan yang menurut dia didukung oleh banyak pencetakan botol dan galon di daerah tersebut.
“Masalah yang lain adalah, pelabuhan kami pendek sehingga kalau kapal besar dengan muatan banyak, bisa kandas. Makanya kami minta pemerintah pusat untuk bisa perpanjang pelabuhan kami,” harap Marthen.
BACA JUGA: Luncurkan MokaPOS, Telkomsel Komitmen Dukung UKM
Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora mengakui, tol laut sangat membantu pemerintah dan masyarakat. Pasalnya, ongkos angkut murah dan bisa mengangkut banyak jenis barang.
“Pada umumnya kalau masuk ke Waingapu itu bawa bahan kebutuhan pokok, termasuk bahan bangunan,” ujar Gidion.
Untuk muatan dari Sumba Timur atau kabupaten lainnya, Gidion menyebutkan, banyak pengusaha yang memanfaatkan tol laut untuk mengangkut hasil pertanian dan kelautan.
“Kalau hasil laut itu kami punya rumput laut, baik yang masih bahan baku dan yang sudah diolah,” tambah Gidion.
Politikus Partai Golkar itu menambahkan, salah satu persoalan yang dihadapi adalah infrastruktur di pelabuhan dan juga jalan menuju pelabuhan yang belum memadai. Di pelabuhan, masih kekurangan crane sehingga hanya berharap crane dari kapal.
“Lalu, jalan menuju pelabuhan kita juga belum bagus. Padahal nanti kan yang masuk ke pelabuhan untuk angkut barang itu kan truk-truk besar,” keluhnya.(JPG/fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dunia Usaha Sulit Dapat Pekerja Terampil
Redaktur : Tim Redaksi