Tolong! Bayi Muhamad Arpan Butuh Bantuan, Lahir Tanpa Anus

Rabu, 15 September 2021 – 04:58 WIB
Muhamad Arpan Arparizki, bayi di Jonggol, Bogor, yang lahir tanpa lubang anus. Foto: Radar Bogor

jpnn.com, BOGOR - Muhamad Arpan Arparizki (14 bulan), anak dari pasangan Rudi dan Imarotu Fitria lahir dalam keadaan tidak normal seperti bayi pada umumnya.

Arpan menderita penyakit dengan tidak memiliki lubang anus (Atresia Ani) dan gangguan pada detak jantung (Hipotiroid).

BACA JUGA: Malam-Malam Prajurit TNI Bersenjata Kepung Land Cruiser, Tegang, Sopir Melarikan Diri

Ibu kandung Muhamad Arpan, Imarotu Fitria menjelaskan semenjak mengandung selama sembilan bulan detak jantung anaknya kurang dari 120 detik.

“Ini dari semenjak kandungan sudah ketahuan detak jantung bayi di usia tujuh minggu kehamilan itu kurang, seharusnya 120 sampai 140, tetapi ini kurang dari 120 detik,” kata Imarotu Fitria kepada Radar Bogor di kediamannya Perumahan Sukma Indah Residen, Desa Sukamaju, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (14/9/).

BACA JUGA: Pergerakan Jaksa R Dipantau Sejak dari Jakarta, Ditangkap di Hotel Semarang

Muhamad Arpan baru ketahuan mengalami down syndrome ketika jalan tiga hari pascakelahiran.

“Baru ketahuan di hari ketiga. Perutnya buncit, berwarna kuning, dan sudah lemas. Hari pertama dikasih ke saya minum kurang, sama refleks menelan tidak normal. Hari kedua tidak dirawat di ruang perwatan anak, hari ketiga bapak (suami, red) dipanggil ternyata ada kelainan itu,” kata Imarotu Fitria.

Hingga kini Muhamad Arpan sudah tiga kali menjalani pengobatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta dan tinggal menunggu operasi.

“Alhamdulillah sudah pengobatan tinggal operasi ketiga penutupan stoma dan USG jantung,” ucapnya.

Imarotu Fitria berharap adanya bantuan akomodasi dan susu dari pemerintah daerah dalam mengobati buah hatinya.

“Sekarang butuh biaya untuk akomodasi ke RSPAD, untuk perawatan luka stoma dan nanti setelah operasi penutupan stoma (kassa, cairan nacl, mugkin obat-obatan yang tidak di-cover BPJS) dan yang utama untuk susu pregestimil-nya. Karena kemarin dicoba susu merek lain tapi napasnya masih enggak normal. Jadi sama dokter spesialisnya disuruh tetap pakai susu pregestimil,” katanya. (radarbogor)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler