Tolong, Jangan Buat Masyarakat Bingung dengan Info Soal Omicron

Rabu, 22 Desember 2021 – 18:54 WIB
Ilustrasi varian Omicron masuk Indonesia. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mengajak semua pihak bersikap bijak mengomentari soal varian baru COVID-19, Omicron.

Pasalnya, komentar belakangan ini yang bermunculan di media, cenderung membuat masyarakat menjadi bingung.

BACA JUGA: Kasus Omicron yang Terdeteksi di Indonesia Bertambah Lagi

“Ada komentar yang terlalu dipaksakan, misalnya Omicron disebut tidak berbahaya. Kemudian, Omicron penuh dramatisasi, Omicron terlalu dibesar-besarkan sehingga membuat masyarakat takut."

"Komentar seperti ini kan kurang bijak, karena para ahli epidemiologi di seluruh dunia belum bisa memastikan tingkat keparahan Omicron itu,” ujar Rahmad dalam keterangannya, Rabu (22/12).

BACA JUGA: Waspada, Kasus COVID-19 Kembali Naik, DKI Jakarta Tertinggi

Politikus PDI Perjuangan khawatir komentar yang dipaksakan akan membuat masyarakat bingung dan pada akhirnya kepercayaan terhadap aturan yang dibuat pemerintah berkurang.

Rahmad kemudian mengungkap fakta, kasus Covid-19 di Amerika Serikat melonjak lagi dan 75 persen kasus varian Omicron.

BACA JUGA: Pasukan Seribu Mandau Bergerak Desak DPR, Tuntut Soal Ibu Kota Negara Baru

Selain itu, di sejumlah negara juga kasus Omicron berkembang dengan cepat.

"Bisa dilihat secara global ancaman Omicron ini nyata. Lantas apanya yang didramatisir?” ucapnya.

Rahmad berharap semua pihak bijaksana dalam berpendapat dan mengacu data.

Dia juga mengajak semua elemen masyarakat, terutama para politikus bijaksana dalam bermedia sosial.

Legislator asal Boyolali, Jawa Tengah ini menambahkan, di masa pandemi semua anak bangsa penting bergotong-royongan memerangi Covid-19.

Salah satu cara bergotong royong, yakni menyampaikan pendapat secara bijak.

“Saya kira semua pendapat dihormati, tetapi jangan memaksakan kehendak dengan menyampaikan kepada publik seolah pendapat pribadi paling benar,” katanya.

Rahmad tidak memungkiri, bisa saja orang-orang menyampaikan pendapat dengan niat baik.

"Kalau info yang tidak utuh disampaikan ke masyarakat, lalu diterima mentah-mentah oleh masyarakat, dampaknya pendapat masyarakat akan terbelah."

"Nah, jika terjadi pro dan kontra maka proses pengendalian covid-19, khususnya di masa liburan Natal dan Tahun Baru ini bisa menjadi kontra produktif," katanya.

Rahmad juga menyarankan semua pihak mengikuti aturan yang sudah ditetapkan pemerintah, karena pemerintah yang memimpin perang melawan Covid-19.

“Apa pun yang disampaikan pemerintah mari diikuti bersama, karena semua keputusan pemerintah sudah melalui kajian dan rujukan dari WHO, para ahli, para asosiasi kesehatan, asosiasi dokter maupun pihak berkompeten yang lain,” pungkas Rahmad.(gir/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler