jpnn.com, JAKARTA - Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Intan Fauzi mengatakan Bupati Ogan Ilir, Sumsel Ilyas Panji Alam seharusnya mengutamakan mediasi sebelum memecat 109 tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ogan Ilir.
Apalagi saat ini, rumah sakit sangat membutuhkan tenaga kesehatan untuk penanganan covid-19.
BACA JUGA: 20 Tenaga Medis di RS Unair Positif Corona tanpa Gejala
"Di masa pandemi kita saling membutuhkan. Jadi, menurut saya, seharusnya dilakukan mediasi dan pendekatan karena tentu ada sebab musabab," ungkap Intan dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis, (28/5).
Anggota Komisi IX DPR ini mengingatkan bahwa tenaga serta fasilitas kesehatan sangat diperlukan pada masa pandemi corona ini guna mencegah penyebaran Covid-19.
BACA JUGA: Bupati Bener Meriah Mengundurkan Diri saat Salat Idulfitri, Apa Kata Kemendagri?
"Artinya semua orang yang bekerja, tentunya harus diperlukan peralatan (alat pelindung diri). Karena kalau tenaga kesehatan tertular dia tidak bisa melayani masyarakat. Di satu sisi dia bisa menularkan yang lain karena virus corona merupakan virus agresif," papar dia.
Intan berharap Bupati Ilyas dapat segera melakukan mediasi dengan para tenaga kesehatan terkait permasalahan ini.
BACA JUGA: Berita Terbaru Seputar Kasus Pemecatan Tidak Hormat kepada 109 Tenaga Kesehatan
"Ini masa pandemi dan tidak elok ada pemecatan tenaga kesehatan apalagi dengan jumlah yang besar," kata dia.
Sementara, politikus PDI Perjuangan Rahmad Handoyo juga menyatakan Bupati Ilyas seharusnya dapat mengutamakan mediasi dan gotong royong.
"Saya kira (harusnya) bijak. Saatnya kita bergotong royong. Kalau ada terjadi kasus ini pasti harus bicara dengan baik- baik, mediasi, evaluasi. Saat ini kita butuh para tenaga kesehatan," kata Rahmad sapaannya.
Anggota Komisi IX DPR ini melanjutkan, Bupati Ilyas sedianya bisa berkepala dingin untuk menyelesaikan masalah dengan para tenaga kesehatan.
"Kita harus memaklumi dan menyadari tanggung jawab dari para tenaga medis besar sekali, taruhanya nyawa. Jadi kalau terjadi suatu hal ada yang berkenan dan keselamatan tidak terjamin harus ada pertimbangan paling tidak kepala dingin," ungkap Rahmad.
Dia berharap, agar Bupati Ilyas dapat duduk kembali bersama para tenaga medis untuk menemukan solusi dari permasalahan ini.
"Kita harus bijak apakah perlu duduk kembali antara perwakilan tenaga medis dengan kepala daerah," kata dia.
Seperti diketahui, Bupati Ilyas memecat 109 tenaga kesehatan di RSUD Ogan Ilir berdasarkan Surat Keputusan Nomor 191/KEP/RSUD/2020. Mereka dipecat dengan alasan tidak bekerja alias bolos selama lima hari berturut-turut.
Sebelum dipecat, ratusan tenaga kesehatan itu menyampaikan beberapa tuntutan, yakni penyediaan alat pelindung diri (APD) berstandar, insentif, dan rumah singgah. Tuntutan ini diklaim pihak rumah sakit telah direalisasikan. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy