jpnn.com, SURABAYA - Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya yang ditunjuk Kementerian Kesehatan sebagai tempat tes virus corona atau COVID-19 kewalahan menangani pasien yang datang.
Karena itu beberapa orang di antaranya datang pagi terpaksa harus pulang, karena kuotanya diperuntukkan hanya untuk 100 pasien per hari.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Anies Baswedan Kena Lagi hingga Positif Corona Setelah Tablig
"Alhamdulillah saya dapat nomor antrean 67 mas, dan datang 07.30 WIB. Pasien lain yang datang pukul 08.00 WIB tidak menerima nomor antrean karena kuotanya sudah habis, sehingga harus pulang," kata salah seorang pasien perempuan yang berasal dari Surabaya, Selasa.
Perempuan berjilbab ini mengaku, sebelumnya dia harus bolak-balik ke RSUA untuk mendapatkan nomor antrean, sebab saat datang Senin (16/3) pukul 11.00 WIB nomor antreannya sudah habis, sehingga harus balik dan kembali ke tempat tersebut pada Selasa pagi.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Menhub Positif Covid-19, Bagaimana Presiden dan Kabinet? Corona Goyang Dunia
Berdasarkan pantauan ANTARA di lapangan, antrean sempat terlihat sekitar pukul 08.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB.
Namun beberapa petugas rumah sakit kemudian menyarankan pasien yang mendapatkan nomor urut 40 ke atas untuk pulang terlebih dahulu, dan kembali siang hari. Hal ini untuk menghindari antrean di depan Poli Khusus yang disiapkan RSUA.
Sebelumnya, Direktur Utama RSUA Prof Nasronudin mengusulkan ke Dinas Kesehatan Jawa Timur untuk membentuk Satgas Gabungan yang dari berbagai rumah sakit di Surabaya guna mengoptimalkan pemeriksaan COVID-19.
"Mengingat tenaga terbatas dan peminat banyak, kami usul ke Dinas Kesehatan untuk membuat Satgas Gabungan dari berbagai RS di Surabaya untuk saling menguatkan dalam memberikan kelayakan pemeriksaan," katanya.
Dia mengatakan, pembentukan Satgas Gabungan dirasa perlu karena semenjak dibuka lima hari yang lalu sudah ada 500 lebih pasien yang melakukan tes di RSUA.
"Karena itu mulai hari ini, kami batasi jumlah 100 pasien per hari untuk tes karena keterbatasan SDM (sumber daya manusia)," katanya.
Nasron menambahkan, sebagai salah satu RS yang ditunjuk pemerintah dari sekian ratus RS rujukan yang mewakili PTN, pihaknya berusaha memberikan layanan yang terbaik.
"Namun, jika ada beberapa hal yang kurang memuaskan, kami berharap agar masyarakat bisa menerima. Mengingat situasi ini merupakan kondisi yang tidak lazim," ujarnya.
Pihaknya berharap wabah COVID-19 ini segera berakhir. Untuk itu diperlukan kerja bersama dari berbagai pihak agar pandemi tersebut tidak semakin meluas.
"Kami dari pihak RSUA tetap berusaha bekerja dengan baik dan tetap benar. Untuk itu, kami mencoba terus melakukan pembenahan dan perbaikan dalam memberikan kenyamanan layanan kepada masyarakat," katanya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia