Tomcat Hantui SMP 209

Jumat, 04 Mei 2012 – 12:59 WIB

JAKARTA - Siswa-siswi dan para guru SMPN 209 Jakarta dua hari belakangan ini resah dengan kehadiran serangga tomcat di ruangan kelas mereka. Bahkan, pemangsa hama wereng di sawah itu menyengat seorang murid hingga mengalami luka bakar pada bagian jempol tangan kanannya. Pihak sekolah pun melaporkan kasus itu kepada puskesmas setempat.

Kemunculan tomcat di sekolah yang beralamat di Jalan Inpres, Kelurahan Tengah, Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur, tersebut mulai terlihat sejak Rabu (2/5).

Serangga pemangsa itu ditemukan di dinding, langit-langit, dan lantai ruang kelas. Bahkan tak jarang ada yang merayap hingga ke bangku dan meja. Kondisi itu tentu membuat para siswa dan guru tidak konsentrasi dalam proses belajar mengajar.

’’Semula hanya ditemukan di ruang kelas VIII-1 yang sekarang sedang digunakan oleh murid kelas VII-1. Namun, Setelah kami telusuri, ternyata keberadaannya hampir ada di seluruh ruang kelas, terutama di lantai 2 hingga 4. Semakin hari semakin banyak populasinya,” kata Suhri, guru Bahasa Indonesia sekaligus wali kelas VII-1 SMPN 209, Kamis (3/5).
Menurut Suhri, masih banyak muridnya yang tidak mengetahui kalau binatang mirip semut itu adalah tomcat. Bahkan, setelah diberitahu para murid masih belum percaya bila serangga tersebut beracun.

"Mereka kira tomcat itu serangga yang berukuran besar seperti capung. Tetapi setelah diberitahu rupanya banyak murid terutama laki-laki yang malah menjadikannya mainan. Kalau murid perempuan banyak yang cemas. Begitu pula guru-guru lainnya,” paparnya.

Wakil Kepala SMPN 209, Marsudi, mengatakan, atas  kasus tersebut pihak sekolah melaporkan penemuan tomcat ke Puskesmas Kecamatan Kramatjati yang letaknya tak jauh dari sekolah itu. Pelaporan disertai sampel tomcat hasil tangkapan guru dan murid.

"Kami masih menunggu arahan dari Puskesmas Kecamatan apa yang mesti kami lakukan. Apakah perlu dilakukan fogging, atau bagaimana," katanya. Sebagai antisipasi, dirinya telah meminta pada para guru untuk tetap tenang dan menghimbau murid-murid agar tidak cemas namun tetap waspada. ”Kami juga belum berani menduga tomcat ini muncul dari mana. Karena memang munculnya secara tiba-tiba,” urainya lagi.

Seorang murid yang sudah menjadi korban tomcat  adalah Asyafil Kafi, 12, siswa kelas VII-I. Jempol tangan kanannya melepuh atau berubah memerah kebiruan setelah tersengat serangga yang juga disebut Kanai atau Semut Kayap tersebut.

”Rasanya nggak gatal tapi ngebet. Saya tersengat saat coba nangkap. Itu tomcat saya pencet-pencet,” katanya.
Siswa  yang lain,  Muhammad Rafi Heryatna, 12, siswa kelas VII-1, mengaku tidak takut dengan tomcat. Namun, serbuan tomcat itu diakui mengacau konsentrasi dirinya dalam mengikuti KBM (kegiatan belajar mengajar). ”Saya juga ikut nangkap, hari ini dapat lima ekor, saya tidak takut karena saya kira cuma semut biasa,” ucapnya.

Sementara itu, dikonfirmasi secara terpisah, Staf Kesehatan Lingkungan Puskesmas Kecamatan Kramatjati, Ahmad Mulawarman, mengakui, pihaknya mendapatkan laporan penemuan sejumlah tomcat di SMPN 209. Untuk itu, pihaknya akan segera survey dan memberi penyuluhan kepada penghuni sekolah.

"Besok akan kami tinjau. Kalau perlu kami berikan penyuluhan soal tomcat kepada para siswa dan guru," katanya, Kamis (3/5) siang. Menurut Ahmad, untuk mengatasi serangga tomcat pihaknya mesti berkoordinasi dengan petugas Seksi Peternakan di kecamatan. "Untuk penanganan penyakit karena binatang, kami hanya bisa bantu memberi penyuluhan dan mengobati korban atau manusianya. Kalau pembasmian serangganya adalah urusan petugas peternakan," terangnya.(dni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bangun Masjid di Samping Gereja


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler