BANDUNG – Serangga tomcat sedang ramai diperbincangkan, tiba-tiba ”hadir” di Gedung DPRD Kota Bandung, kemarin (27/3). Serangga itu muncul usai sidang paripurna laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) 2011 Wali Kota Bandung, Dada Rosada.
”Kehadiran’ serangga tersebut sontak membuat para wartawan dan sejumlah anggota dewan terkejut hingga penasaran untuk melihatnya secara langsung. Beberapa orang yang melihatnya, langsung melaporkan kepada Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian Kota Bandung untuk dilakukan pengecekan.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Lota Bandun, Dedy Muliya membenarkan serangga yang muncul di Gedung DPRD Kota Bandung itu tomcat. Namun jumlahnya tidak banyak, hanya seekor. ”Masyarakat jangan terlalu panik yang penting harus waspada saja. Sebab, sekarang sudah mulai masuk ke Kota Bandung,” kata Dedy saat ditemui di Gedung DPRD Kota Bandung, kemarin (27/3).
Tomcat tersebut merupakan jenis binatang yang sebenarnya tinggal di perkebunan atau lahan pertanian. Nah sekarang kok bisa menyerang ke ruangan, rumah, atau kamar? Salah satu sebabnya karena lahan dan perkebunan mulai rusak dan kurang adanya penjagaan dari masyarakat. ”Buat kami ini adalah sahabat. Jadi jangan terlalu dikhawatirkan,” paparnya.
Sebelumnya, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung juga pernah mendapatkan laporan ditemukannya serangga tersebut dari warga di Jalan Biduri dan Perumahan Mekar Wangi. Setelah mendapatkan laporan tersebut, petugas Distan KP pun langsung melakukan pengecekan untuk memastikannya.
Kepala Seksi Produksi Distan KP Kota Bandung Sri Rezeki membenarkan sudah mendapatkan laporan dari warga Jalan Biduri dan Mekar Wangi terkait penemuan tomcat. Hanya pihaknya belum bisa menjelaskan lebih banyak karena belum melakukan pengecekan ke lokasi.
”Petugas kita baru saja mendatangi lokasi untuk mengecek lebih jauh lagi. Tapi informasinya, serangga itu sudah dimusnahkan warga,” kata Sri kepada wartawan.
Pengecekan ke lokasi, tambahnya, untuk mengetahui sejauhmana serangga itu menyerang. Namun Sri menduga, serangan itu tidak terlalu mengkhawatirkan. ”Infonya, hanya seekor di Biduri dan dua ekor di Mekar Wangi. Saya kira itu tidak terlalu mengkhawatirkan. Meski demikian warga tetap harus waspada. Kami sendiri sepertinya akan melakukan penyemprotan pepstisida nabati,” tuturnya.
Ia menerangkan, serangga tomcat termasuk serangga predator tapi tidak mengigit manusia. Habitat hidupnya di lahan pertanian dan ia adalah perusak tanaman pertanian misalnya padi. Ia baru akan masuk ke rumah-rumah warga atau mendekatinya manakala ada sinar cahaya lampu.
Ia pun akan menyerang orang jika diganggu dan kemudian mengeluarkan cairan racun hemolimfi yang mengandung toksin paederin. Racun tersebut 12 kali lebih berbahaya dari bisa ular kobra.
”Jadi sebaiknya masyarakat memasang kelambu atau menutup ventilasi dengan kain kasa agar serangga itu tidak masuk ke dalam rumah. Meski Kota Bandung sudah sedikit lahan pertaniannya, tapi bukan tidak mungkin serangga itu lebih banyak masuk karena mobilitas di Kota Bandung tinggi dan bisa saja serangga itu terbawa angin dan hinggap di mana saja,” ungkap Sri.
Sri menerangkan, kemungkinan besar tidak akan melakukan tindakan apapun selain menyemprot pepstisida serta mengimbau warga untuk lebih meningkatkan kewaspadaannya. ”Sebisa mungkin warga sendiri yang mengantisipasinya. Pasang kelambu, pasang kain kasa di ventilasi. Hindari pula kontak langsung jika menemukan serangga itu,” tuturnya.
Sementara itu, Wali Kota Bandung Dada Rosada menegaskan bila ada warga yang terkena serangan tomcat namun tidak memiliki biaya berobat agar melapor saja ke camat setempat untuk kemudian diobati medis setempat. ”Langsung saja lapor ke camat, nanti dibiayai camat, toh itu uang pemkot juga,” kata Dada.
Dada pun mengimbau agar masyarakat selalu waspada terhadap serangan tomcat dan segera melapor jika serangga tersebut berjumlah cukup meresahkan. ”Kami siaga melalui dinas-dinas terkait sudah disiapkan penanggulangannya,” bebernya. (hen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gubernur Gorontalo Diminta Tindaklanjuti Status Hukum Bupati Bonbol
Redaktur : Tim Redaksi