Sebelum Tontowi/Liliyana, pasangan Indonesia yang pertama mencatatkan namanya sebagai juara adalah Christian Hadinata/Imelda Wiguna pada 1979.
"Setelah juara itu, saya dua kali lagi masuk final. Tahun 1980 dan 1981. Sayang, saya dan Melda (Imelda Wiguna, Red) selalu kalah dari pasangan Inggris, Mike Tredgett/Nora Perry," kata Christian, (63).
Tahun lalu, saat Tontowi/Liliyana menjadi juara All England, banyak yang menyatakan bahwa pasangan tersebut memecahkan rekor ganda campuran. Namun, menurut Christian, pencapaian Tontowi/Liliyana baru sekadar menyamai prestasinya bersama Imelda 33 tahun lalu.
"Nah, yang dilakukan Owi/Butet (panggilan akrab duet Tontowi/Liliyana, Red) tahun ini baru layak disebut rekor. Yakni, mempertahankan gelar juara dan tahunnya berurutan. Saya harap malah tahun depan Owi/Butet bisa hat-trick juara," ucap Christian, lantas tertawa.
Christian mengaku senang meski rekor pribadinya disalip orang. "Saya legawa. Lega bahwa kualitas ganda campuran Indonesia memang tak bisa dianggap remeh lagi," ujar pria yang menjadi Kasubid Pembinaan dan Prestasi PB PBSI itu. (dra/c10/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Blanco Ingin Pemain Timnas Saling Bersaing
Redaktur : Tim Redaksi