jpnn.com, JAKARTA - Sejak tiga tahun terakhir, produksi padi Indonesia terus mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Berdasarkan data FAO produksi padi Indonesia pada 2020 yakni 54,65 juta ton.
Data tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara ketiga penghasil beras terbanyak di dunia.
BACA JUGA: PDIP Sebut Kebijakan Impor Beras Mendag Lutfi Menodai Pancasila
Di sisi lain, Indonesia juga merupakan negara dengan konsumsi beras terbesar di dunia.
Sebab, 270 juta penduduk Indonesia bergantung pada makanan pokok jenis beras.
BACA JUGA: Buwas: Kebijakan Impor Beras Bertentangan dengan Visi Jokowi
Meski demikian, ada juga yang bergantung pada konsumsi bahan pangan lokal lain.
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional pada tahun 2020 meningkat sebesar 0,05 juta ton atau naik sebesar 0,08 persen dengan luasan panen seluas 10,66 juta hektare.
BACA JUGA: Aliran Twit Susi Pudjiastuti Tolak Impor Beras
Adapun produksi padi pada tahun tersebut mencapai 54,65 juta ton gabah kering giling. Pada 2019 produksi beras hanya sebesar 54,60 juta ton.
Dengan angka tersebut, produksi nasional secara keseluruhan mengalami peningkatan sebesar 45,17 ribu ton.
Apabila dikonversikan menjadi beras konsumsi penduduk, produksi beras pada 2020 mencapai 31,33 juta ton atau naik sebesar 21,46 ribu ton atau sebesar 0,07 persen jika dibandingkan tahun 2019 yang hanya 31,31 juta ton.
Adapun, peringkat pertama ditempati negara China dengan produksi padi mencapai 214 juta ton. Kedua ditempati India dengan produksi padi mencapai 172 juta ton.
Merespons hal ini, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menyebutkan bahwa untuk daerah penghasil padi terbesar di Indonesia masih berada di pulau Jawa.
Propinsi Jawa Timur, dengan luasan panen 1.754.380 hektare mampu menghasilkan padi 9.944.538 ton GKG.
Kemudian, Jawa Tengah, dengan luas panen 1.666.931 ha menghasilkan padi 9.489.165 ton. Selanjutnya, Provinsi Jawa Barat, dengan luas panen 1.586.889 hektare dan menghasilkan padi 9.016.773 ton GKG atau setara 5.180.202 ton beras.
Keempat, Provinsi Sulawesi Selatan, dengan luas panen 976.258 hektare yang menghasilkan padi 4.708.465 ton GKG atau setara 2.687.970 ton beras.
Meski demikian, lanjut Suwandi, pemerintah terus melakukan trobosan baru.
Terbosoan itu yakni penggunaan benih unggul, teknis budidaya, panen yang baik, efisiensi input penerapan padi bebas residu, integrated farming menuju zero waste, mekanisasi, peningkatan Indek Pertanaman, (IP) maupun Perluasan Areal Tanam Baru (PATB).
Suwandi berharap, semua upaya tersebut mampu meningkatkan panen padi pada 2021 sehingga semua pengelolaanya dilakukan dengan deretan mekanisasi dan alsintan modern. (cr3/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama