jpnn.com, BANDUNG - Dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) Tisna Sanjaya membuat gebrakan dengan mengajak para seniman dan masyarakat terus berkarya di masa pandemi lewat gerakan melukis bersama.
Kegiatan workshop dan melukis bersama itu berlangsung selama dua hari di Imah Budaya Cigondewah, Bandung, dan menghasilkan puluhan lukisan.
BACA JUGA: OSO Dorong Pengusaha Bantu Seniman Lukis Tanah Air
Menurut Tisna, ini merupakan seni partisipatoris yang melibatkan masyarakat dan seniman untuk berkarya bersama.
"Selain membangun sikap optimistis juga untuk merajut ikatan sosial dan kebersamaan dengan lingkungan sekitar kita di masa sulit ini," kata Tisna Sanjaya, Sabtu (12/6).
BACA JUGA: Gerakkan Ekonomi Kreatif, Tisna Sanjaya Ajak Masyarakat Melukis Setelah Jumatan
Dijelaskannya, dari puluhan karya yang tercipta ide besarnya bersumber dari suasana jiwa dan kondisi sosial masyarakat di masa pandemi yang sudah setahun lebih ini.
"Alhamdulillah, anak-anak dan masyarakat sangat antusias. Begitu juga teman-teman seniman. Bahkan anak-anak usia dini tertarik mengikuti," terangnya.
BACA JUGA: Keren, Pria Ini Melukis Mobil di Atas Potongan Koran
Namun, Tisna mengaku membatasi jumlah peserta agar tidak terjadi kerumunan.
Seniman penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia tahun 2020 dari Kemendikbud ini menambahkan, kegiatan yang berlangsung sejak 11 sampai 12 Juni itu menghasilkan puluhan karya seni. Di antaranya beberapa lukisan berukuran 50 x 60 cm yang merupakan kolaborasi anak-anak, orang tua dan tutor. Kemudian dua karya lukisan berukuran jumbo yakni 140 x 180 cm, dan juga tujuh lukisan karya dari seniman Sanggar Olah Seni.
“Total ada 25 lukisan kolaborasi. Nantinya akan kami pamerkan di Imah Budaya, juga rumah-rumah warga agar cinta dunia seni dan menggerakkan ekonomi," terangnya.
Ditambahkan Tisna, seni partisipatoris disambut antusias masyarakat karena bisa berkolaborasi dengan seniman dan penggiat seni lainnya. Selain itu dengan workshop, mereka bisa belajar karena disediakan tutor. Mereka juga bisa menuangkan ide-idenya yang bermanfaat dalam bentuk karya seni yang bisa dinikmati orang lain.
"Satu kanvas dilukis dua hingga tiga anak. Ada kebersamaan dan ikatan batin yang dibangun di situ. Ini penting di masa-masa pandemi," jelasnya.
Salah satu peserta melukis, Rifki (10) mengatakan sangat senang mengikuti kegiatan ini. Dia mengaku, sejak pandemi tidak bisa mengikuti lomba-lomba melukis yang biasanya digelar berbagai institusi. Karenanya, workshop ini menjadi kesempatan baginya menimba ilmu kepada seniman-seniman yang sudah memiliki jam terbang tinggi.
"Senang sekali karena bisa menggambar bareng teman-teman. Tadi saya gambar pemandangan alam dibantu para tutor. Jadi punya pengalaman baru juga," tandasnya. (esy/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad