Topografi dan Iklim Permudah Penyebaran Anthrax

Kamis, 25 Oktober 2012 – 09:47 WIB
SUMBAWA--Topografi dan iklim di Kabupaten Sumbawa diyakini menjadi salah satu penyebab mudahnya penyebaran bakteri dan spora anthrax. Kondisi tanah Sumbawa yang berdebu juga dianggap memudahkan penyebaran penyakit ternak yang satu ini.

Diperkirakan, virus anthrax ini masuk Sumbawa sekitar 1931-an. Hanya saja, tidak ada catatan dari mana virus ini mulai menyebar pertama kalinya. Yang pasti,  sekitar 1990-an sempat terjadi endemis di Sumbawa.

Saat ini, ada sembilan kecamatan di Kabupaten Sumbawa yang terdeteksi atau memberikan laporan adanya virus anthrax. Yakni,  Kecamatan Batu lanteh, Orong Telu, Alas, Alas Barat, Utan, Rhee, Maronge, Lantung, dan Tarano.

Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Sumbawa drh Agus Sumantri MSi menjelaskan, memasuki musim hujan bakteri dan spora anthrax akan mengendap di dalam tanah. Selanjutnya, tanah yang terkikis dan dibawa aliran sungai dari hulu ke hilir menyebabkan penyebarannya lebih cepat.

Bakteri anthrax lanjut Agus, relatif mudah dimusnahkan. Tetapi, sporanya yang  sulit dibasmi. "Bakterinya akan mati jika dipanaskan dalam suhu 50 sampai 60 derajat celcius. Sedangkan sporanya memang agak bandel," terangnya.

Sebab sambungnya, spora virus yang memiliki masa inkubasi tujuh hari ini bisa bertahan selama puluhan tahun dan tahan cuaca ekstrim. "Di Australia, virus anthrax kembali muncul setelah 87 tahun. Padahal, Australia yang merupakan salah satu negara pengirim ternak terbesar dunia ini sangat ketat dalam proses lalu lintas ternaknya," ungkap dia.

Selain itu tandas Agus, anjing liar juga menjadi salah satu penyebab penyebaran anthrax. karena setiap ada ternak yang mati karena anthrax, biasanya disantap anjing liar. Kemudian bakteri dan sporanya dibawa melalui moncong dan cakar ke semua wilayah yang dilaluinya.

"Jika bangkai ternak yang mati akibat anthrax belum terbuka, maka bakteri dan spora yang ada di dalamnya juga akan mati melalui proses pembusukan," jelasnya.

Penanganan hewan yang terjangkit anthrax tegasnya, harus dimusnahkan dengan  cara dibakar dan dikubur. Dan jika ada ternak yang terjangkit tapi belum mati, akan langsung divaksinasi.

Adapun ciri-ciri ternak yang terjangkit anthrax bebernya, akan mengalami demam tinggi dan mengeluarkan darah dari semua lubang alami tubuhnya. Tetapi ada juga yang tidak memperlihatkan gejala anthrax, lalu tiba-tiba mati mendadak. "Biasanya ternak sempoyongan. Kemudian jatuh dan mati," tukas pria berambut cepak ini.

Untuk langkah pencegahan penyebaran bisa dilakukan dengan mendaftarkan semua ternak kepada pihak terkait untuk divaksinasi. Karena anthrax tegasnya, merupakan penyakit zoonosis yang dapat menular dari hewan ke manusia. Penularannya bisa terjadi jika daging hewan yang terjangkit anthrax dikonsumsi manusia. Bisa juga terjadi jika manusia menyentuh cairan atau daging hewan yang terjangkit. "Kalau tangan kita terluka lalu menyentuh daging atau cairan hewan yang terjangkit, maka kita bias tertular," tegasnya. (run)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rasa Cinta Sesama Jenis Bisa Berawal dari Persahabatan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler