jpnn.com, MADRID - Penampilan Jerzy Dudek di bawah mistar Liverpool pada final Liga Champions 2005 menjadi inspirasi buat kiper The Reds saat ini Alisson Becker, jelang final Liga Champions antara Tottenham Hotspur vs Liverpool di Wanda Metropolitano, Madrid, Minggu (2/6) mulai pukul 02.00 WIB.
Dudek menjadi salah satu komponen di balik The Miracle of Istanbul-nya Liverpool saat itu. Suksesnya mementahkan tembakan algojo terakhir AC Milan Andriy Shevchenko jadi penentunya.
BACA JUGA: Fan Tottenham dan Liverpool Menikah di Hari Final Liga Champions
''Saya menonton laga di 2005 (final Liga Champions). Itu pertandingan yang bersejarah antara dua kiper hebat (Dudek dan Dida, kiper Milan) yang juga teman baik saya,'' kata Alisson seperti dikutip Liverpool Echo.
Jika Dudek adalah salah satu kiper legendaris di Liverpool, Dida sosok sekompatriotnya sesama kiper Brasil. ''Dudek sensasional tidak cuma dengan aksi-aksi penyelamatannya selama laga. Dia juga heroik dalam adu penalti, dalam profesi kami (kiper), Anda seperti berada di dua hal antara jadi pahlawan atau penjahat,'' ungkap Alisson bercerita tentang besarnya tekanan adu penalti bagi seorang kiper.
BACA JUGA: Tentang Peluang Son Heung-min jadi Orang Asia Pertama yang Juara Liga Champions
Urusan head to head kontra adu penalti seperti Dudek yang jarang didapatkan Alisson di The Reds, julukan Liverpool. Musim ini, dia cuma sekali berhadapan dengan penalti dan bisa mementahkan eksekusi Riyad Mahrez ketika Liverpool tertahan tanpa gol atas Manchester City di Anfield, Liverpool, 7 Oktober silam.
(Baca Juga: Fan Tottenham dan Liverpool Menikah di Hari Final Liga Champions)
BACA JUGA: Jurgen Klopp Beri Kabar Gembira soal Roberto Firmino
Satu hal yang tak dipunyai Alisson tapi jadi nilai plus Dudek. Yaitu kode penalti. Selama di Anfield, kamp latihan Liverpool, Dudek bersama pelatih saat itu Rafael Benitez menciptakan sistem kode penalti. Gawang dibagi jadi enam bagian masing-masing diberi nomor, yang sesuai dengan tempat paling memungkinkan jadi sasaran tembak eksekutor.
Via kode penalti itu yang sukses membantunya mementahkan eksekusi Andrea Pirlo dan Sheva, sapaan karib Shevchenko. Dudek menceritakannya melalui bukunya “A Big Pole in Our Goal”. ''Kepercayaan diri yang paling penting,'' ungkap Alisson, menceritakan tentang bekalnya dalam memblok tembakan-tembakan lawan musim ini.
Di Liga Champions, Alisson cuma kalah dari Andre Onana (Ajax Amsterdam) dan Milan Borjan (Crvena Zvezda) dalam koleksi saves-nya. Alisson baru melakukan 37 penyelamatan, itu terpaut tiga kali dari Onana dan sekali dari Borjan.
Dikutip Daily Telegraph, Dudek mengklaim Alisson takkan sanggup mengulang penyelamatan “Tangan Paus” yang dia lakukan di Istanbul. ''Alisson sangat bagus. Dalam momen sulit dia ada di sana. Dia ada saat melawan Napoli (matchday terakhir fase grup) dan pada akhir laga dia mampu melakukan penyelamatan krusial. Kontra Barcelona pada leg kedua dia juga menakjubkan. Dia memang tak melakukan aksi-aksi penyelamatan bagi fotografer. Dia sangatlah efektif,'' ulas Dudek yang jadi sahabat karib Sheva usai momen di Istanbul itu. (ren)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Harry Kane atau Tidak, Liverpool Wajib Waspada
Redaktur : Tim Redaksi