jpnn.com - PALEMBANG - Ada kebiasaan unik warga Palembang, khususnya di 12 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu (SU) II Palembang saat 10 Muharam yang jatuh pada hari ini, Jumat (28/7).
Warga terbiasa berbagi bubur Asyuro atau Suro.
BACA JUGA: Rayakan 10 Muharam, Pemda Lombok Tengah Santuni Belasan Ribu Anak Yatim dan Piatu
Bubur Asyuro terbuat dari beras, santan, serta dilengkapi dengan telur, sambal cengkeh dan kemplang.
Abdul Wahab (69) ketua Langgar Al-quran Nul Karim sekaligus ketua panitia mengatakan bahwa setiap tahun atau tepatnya pada tanggal 10 Muharam pihaknya menggelar bagi-bagi bubur Asyuro atau Suro untuk masyarakat sekitar.
BACA JUGA: AMK Usulkan 10 Muharam Jadi Hari Anak Yatim Nasional
"Tahun ini kami memasak bubur Asyuro 8 dalung," kata Abdul.
Abdul menyampaikan bahwa pembagian bubur Asyuro pada tanggal 10 Muharam sudah menjadi tradisi turun-temurun.
BACA JUGA: Bandara SMB II Palembang Buka Tiga Penerbangan Domestik ke Tiga Kota
"Bubur-bubur itu dibagikan untuk masyarakat, tidak hanya yang tinggal di 12 Ulu saja, tetapi masyarakat Ilir yang mau minta bubur akan kami kasih," ujar Abdul.
Selain bagi-bagi bubur Asyuro, pada 10 Muharam ini pihaknya juga menyantuni anak yatim atau duafa.
"Kegiatan kami pada 10 Muharam ini kalau sudah bagi-bagi bubur menyantuni anak yatim, total ada 100 anak yatim yang menerima santunan hari ini," tutur Abdul.
Adapun dana untuk pembuatan bubur dan santunan didapat dari para donatur.
"Untuk biaya pembuatan bubur dan santunan yang diberikan kepada anak yatim jumlahnya sekitar Rp 20 juta," katanya.
Abdul berharap tradisi bagi-bagi bubur Asyuro pada 10 Muharam dapat terus dilestarikan.
"Jadi, nanti anak cucu bisa tahu, kalau pada 10 Muharam ada tradisi unik, yakni bagi-bagi bubur Asyuro," ujar Abdul. (mcr35/jpnn)
Redaktur : Mufthia Ridwan
Reporter : Cuci Hati