Tragedi

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Senin, 05 Juli 2021 – 17:55 WIB
Uniforia Finale, bola resmi pertandingan babak penutup EURO2020. Foto: Twitter@EURO2020

jpnn.com - Tragedi Yunani digambarkan dalam Kisah Iliad karya pujangga Homeros yang menceritakan perang besar Yunani melawan Troya yang terjadi pada akhir Zaman Perunggu di Yunani.

Perang berlangsung selama sepuluh tahun, dan Iliad menceritakan episode tahun terakhir peperangan yang penuh tragedi kemanusiaan itu.

BACA JUGA: Franco

Kedua belah pihak sudah benar-benar lelah berperang, dan pasukan Yunani sudah amat ingin pulang.

Pasukan Troya juga sudah mengalami kelelahan fisik dan mental yang luar biasa. Namun, kedua pasukan tidak bisa mengelakkan takdir.

BACA JUGA: D-Day

Iliad adalah drama yang dimulai dengan perseteruan antara pemimpin pasukan Yunani, Raja Agamemnon dari Mykenai, dengan prajurit terhebat Yunani, Achilles.

Dalam sebuah pertempuran hebat, pasukan Yunani memukul mundur pasukan Troya. Setelah kemenangan itu pasukan Yunani mendapatkan banyak harta pampasan perang dan membagi-baginya kepada seluruh pasukan.

BACA JUGA: Hamlet

Achilles terkenal sebagai prajurit yang andal dan punya kemampuan tempur hebat. Dengan kecepatan tangan dan ketajaman pedangnya Achilles bisa menghabisi lawan dengan mudah. Karena kehebatan Achilles pasukan Yunani bisa memenangi banyak pertempuran dengan mudah.

Achilles adalah manusia keturunan dewa. Ia sangat rupawan dan badannya kebal dari segala senjata. Sewaktu masih bayi ibunya memasukkan badan Achilles ke sungai kayangan yang memberinya kekebalan dari segala senjata.

Namun, Sang Ibu memegang ujung kaki Achilles kecil di bagian tungkai ketika mencelupkan badan Achilles ke sungai kayangan.

Bagian yang tidak terendam air di tungkai Achilles itu tidak kebal senjata. Dan kelak dari tungkai itu Achilles mengalami kematiannya. The Achilles’s Heel, tungkai Achilles adalah kelemahan yang membawa kematian.

Setelah kemenangan atas Troya tiap orang memperoleh bagian masing-masing.

Salah satu jarahan yang diperoleh Achilles adalah seorang wanita cantik bernama Briseis yang akan menjadi budaknya. Achilles jatuh cinta kepada Briseis.

Namun, Raja Agamemnon yang mengetahui kecantikan Briseis merebutnya dari Achilles.

Achilles menjadi sangat marah oleh tindakan Agamemnon, sehingga ia tak mau lagi bertempur untuk pasukan Yunani. Ia hanya berdiam di tendanya. Tanpa bantuan Achilles, pasukan Yunani kalang kabut dan dipukul mundur.

Sahabat akrab Achilles, Patroklos, memperoleh ide. Ia memakai baju zirah Achilles dan pergi bertempur. Orang-orang mengira bahwa ia adalah Achilles.

Sayangnya, dalam pertempuran itu Patroklos dibunuh oleh Hektor, seorang pangeran anak raja Priamos. Orang-orang pun kemudian menyadari bahwa itu bukanlah Achilles.

Ketika Achilles mengetahui bahwa Patroklos telah tiada, ia begitu marah dan berduka hingga akhirnya ia pun mau bertempur lagi. Pertama-tama, ia harus membalaskan dendamnya. Ia menantang perang tanding satu lawan satu melawan Hektor.

Achilles mendatangi benteng lawan dan berteriak menantang Hektor untuk berduel.

Hektor siap melayani tantangan Achilles. Raja Priamos berkeberatan karena tahu kehebatan Achilles dan meminta Hektor untuk tidak melayani tantangan itu.

Namun, Hektor adalah seorang ksatria yang pantang menolak tantangan perang. Ia turun keluar dari benteng melayani tantangan duel Achilles.

Dengan disaksikan oleh ayah dan keluarganya dari kejauhan Hektor berduel dengan Achilles. Dalam beberapa kali serangan terlihat Hektor terdesak. Dan dengan sebuah gerakan cepat Achilles melompat tinggi dan menghunjamkan pedang ke dada Hektor.

Hektor mengembuskan napas terakhir disaksikan oleh ayahnya dari kejauhan. Dendam Achilles tidak berhenti sampai di situ. Ia mengikat jenazah Hektor di belakang kereta kudanya dan menyeret jenazah itu ke kemahnya untuk dijadikan makanan anjing. Raja Priamos menyaksikan tragedi itu dengan kepedihan luar biasa.

Tengah malam harinya, Raja Priamos meninggalkan peraduannya dan menyelusup masuk kemah Achilles. Ia berhasil menemui Achilles dan memohon agar jenazah anaknya diperbolehkan dibawa pulang untuk dimakamkan sebagai kstaria terhormat. Achilles mengizinkan Raja Priamos membawa jenazah Hektor.

Beberapa hari kemudian, pasukan Yunani membuat sebuah siasat untuk mengelabui pasukan Troya. Sebagian pasukan yang telah tewas sengaja ditinggalkan di pantai Troya dengan keadaan terjangkit sebuah wabah.

Pasukan Troya mengira pasukan Yunani pergi karena takut wabah tersebut menjangkit seluruh pasukannya.

Pasukan Yunani pergi meninggalkan patung kuda raksasa dari kayu. Pasukan Troya mengira ini adalah sesembahan untuk dewa.

Tanpa merasa curiga, pasukan Troya mengangkutnya memasuki kota. Semua rakyat Troya menyambutnya penuh sukacita, pesta pun digelar seharian penuh.

Namun, rakyat Troya tidak menyadari apa yang akan terjadi selanjutnya, yaitu awal kehancuran Troya.

Pada malam buta, pasukan Yunani yang bersembunyi di dalam kereta kuda keluar dari persembunyian dan membuka pintu gerbang kota. Pasukan Yunani merangsek ke dalam kota dan menghancurkan pasukan Troya.

Achilles yang ikut merangsek ke kota membunuh Pangeran Menon dari Troya. Namun, diam-diam Pangeran Paris adik kandung Hektor sudah mengincar Achilles untuk membalas dendam kematian kakaknya.

Pada sebuah kesempatan Paris menyerang Achilles. Paris mengetahui rahasia kelemahan Achilles di tungkainya yang tidak kebal. Paris pun menebas kaki Achilles hingga terluka parah. Achilles mati menemui takdirnya.

Ia sudah diramalkan akan mati di Troya. Kelemahan di tungkainya akan menjadi sebab kematiannya. Ibu Achilles sudah berusaha agar Achilles menghindari takdir dengan cara tidak ikut perang ke Troya.

Namun, takdir memanggil Achilles. Dan kelemahan di tungkainya menjadi "The Achilles’s Heel" yang abadi sampai sekarang.

Tragedi Yunani menjadi kisah abadi sampai sekarang. Setiap saat tragedi itu bisa terjadi.

Gelaran Euro 2020 ini laksana palagan perang tanding pangeran-pangeran hebat dari Yunani dan Troya. Berbagai siasat dan strategi diterapkan untuk bisa mendapatkan kemenangan.

Inggris, Denmark, Italia, dan Spanyol akan bertempur untuk menentukan siapa yang jadi pemenang. Apa saja bisa terjadi. Tragedi paling memilukan bisa terjadi setiap saat. Boleh saja sebuah tim dijagokan. Boleh saja sebuah tim dianggap favorit yang karena punya kekuatan yang merata.

Namun, setiap orang punya kelemahan. Punya "pengapesan". Sebuah tim sepak bola pun punya kelemahan yang tidak disadari.

Namun, lawan tahu dan mengincarnya. Achilles’s Heel akan menjadi titik kematian yang membawa tragedi.

Inggris boleh saja hebat. Italia boleh saja tidak terkalahkan. Spanyol boleh saja mematikan. Denmark boleh saja punya kekuatan tersembunyi.

Namun, semua punya kelemahan masing-masing. Drama dan tragedi akan terjadi.

Pada gelaran Piala Eropa 1992 Denmark menjadi juara. Ini merupakan drama yang lebih besar dari perang Troya.

Pada Piala Eropa 2004 Yunani menjadi juara. Strategi Troya rupanya dipakai oleh Yunani untuk menggasak kelemahan lawan-lawannya. (*)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler