Tragedi Kanjuruhan, Aktivis NU Desak Kapolri Copot Kapolda Jatim dan Kapolres Malang

Senin, 03 Oktober 2022 – 19:29 WIB
Aktivis Nahdlatul Ulama Jawa Timur M. Habibi. Foto: Dokumentasi M Habibi

jpnn.com, JAKARTA - Aktivis Nahdlatul Ulama Jawa Timur M. Habibi mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mencopot Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat dan Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta.

Menurutnya, pencopotan Kapolda Jatim dan Kapolres Kabupaten Malang dari jabatannya sebagai bentuk pertanggungjawaban atas tragedi Kanjuruhan.

BACA JUGA: Ratusan Aremania Tewas saat Tragedi Kanjuruhan, Irjen Nico: Suporter Anarkistis

"Karena polisi sebagai penanggung jawab penuh keamanan selama pertandingan," ujar Habibi.

Habibi menyebut tragedi yang menewaskan lebih dari 100 orang ini merupakan peristiwa memalukan dunia pesepakbolaan Indonesia.

BACA JUGA: Aremania Ricuh, Persebaya Langsung Dikeluarkan dengan Rantis, Dilempari Juga

Habibi mengatakan bahwa korban tewas bukan karena suporter yang turun ke lapangan, melainkan karena panik saat aparat menembakkan gas air mata ke arah tribun.

Ia menjelaskan bahwa gas yang membuat mata sakit dan dada sesak membuat para penonton berusaha menyelamatkan diri keluar.

Namun, karena pintu terlalu kecil dan tak ada jalur evakuasi, mereka saling berhimpitan hingga kehabisan napas.

Padahal, aturan dalam dunia persepakbolaan dengan tegas melarang penggunaan gas air mata di dalam stadion.

Sesuai aturan FIFA penggunaan gas air mata saat pertandingan sepak bola memang dilarang. FIFA menulis aturan dengan pasal 19 b soal pengaman di pinggir lapangan.

"Bunyinya, senjata api atau gas pengendali massa tidak boleh dibawa atau digunakan," kata Habibi dalam keterangan tertulis, Senin (3/10/2022).

Namun, fakta di lapangan polisi menembakan gas air mata ke beberapa tribun. Padahal hal tersebut sudah menyalahi aturan FIFA.

"Apa polisi tidak tahu protap pertandingan sepak bola nasional?" imbuhnya.

"Apalagi menurut kabar yang saya dengar, Kapolda Jatim tidak terlihat di lokasi. ini fatal sekali. Kejadian seperti ini, tetapi Kapolda tak terlihat," kata mahasiswa Pascasarjana Kajian Stratejik Intelijen Pascasarjana Universitas Indonesia ini.

Selain itu, ia juga menilai Ketum PSSI Mochammad Iriawan juga harus mengundurkan diri dari jabatanya.

"Harusnya malu dan sadar diri, pasalnya tragedi Kanjuruhan merupakan sejarah terburuk di persepakbolaan tanah air. Kami bisa lihat usia sepak bola negara kita ini sudah tidak muda lagi, harusnya skema pertandingan dan keamanan penonton harus menjadi perhatian khusus," katanya.(aam/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler