Tragis, 6 Orang Tewas Diduga Akibat Hujan Deras di Kalteng

Jumat, 29 Oktober 2021 – 12:33 WIB
Jenazah enam penambang tradisional yang meninggal akibat tertimbun longsor di Desa Tumbang Torung Kecamatan Bukit Santuai,Kotawaringin Timur, Kamis (28/10/2021). ANTARA/HO-BPBD Kotim

jpnn.com, KOTAWARINGIN TIMUR - Sebanyak enam orang penambang ditemukan tewas di sebuah lokasi penambangan emas.

Mereka merupakan penambang emas tradisional.

BACA JUGA: Bahaya Makin Mendekat, Terjadi Lonjakan Kasus COVID-19 tak Biasa di Singapura

Para penambang tersebut tewas di lokasi penambangan Desa Tumbang Torung, Bukit Santuai, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

"Informasi yang kami dapat, ada enam orang meninggal dunia. Semua sudah ditemukan," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur (Kotim) Rihel di Sampit, Jumat (29/10).

BACA JUGA: Generasi Milenial Setuju atau Tidak Dengan Pernyataan Mahfud MD ini?

Informasi sementara menyebut peristiwa nahas terjadi pada Kamis (28/10) diperkirakan sekitar pukul 12.00 WIB.

Saat itu ada 11 orang yang sedang menambang emas di lokasi itu.

BACA JUGA: Berita Dukacita: Wakil Bupati Meninggal Dunia Setelah Terjatuh di Rumahnya

Beberapa saat sebelum kejadian, lokasi tempat para korban mencari emas sedang dilanda hujan.

Belum diketahui persis kronologi kejadiannya, tetapi diduga hujan menyebabkan tanah menjadi labil.

Tanah yang makin labil akibat diguyur hujan akhirnya longsor dan menimpa para penambang.

Dari 11 orang penambang, sebanyak enam orang tertimbun longsor, sedangkan lima orang lainnya selamat.

Enam orang penambang yang tertimpa longsor itu berhasil ditemukan beberapa saat kejadian, tetapi sudah dalam kondisi meninggal dunia.

Keenam korban meninggal tersebut yaitu Dibau (46) asal Desa Sungai Ubar, Ahmadi (39) asal Desa Sungai Paring Kecamatan Cempaga, MA Jimi asal Desa Sungai Ubar, Hendri (35) asal Desa Tumbang Boloi, Supiansyah (46) dan Edut asal Desa Dirung Kecamatan Murung.

Saat ini jenazah keenam korban masih di lokasi.

Pihak kepolisian terdekat bersama pemerintah kecamatan setempat sedang menuju ke tempat kejadian yang lokasinya cukup jauh dan aksesnya sulit.

Berdasarkan sebuah aplikasi, Kecamatan Bukit Santuai berjarak sekitar 196 kilometer dari Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur dengan waktu tempuh sekitar enam jam.

Namun, dalam kondisi hujan perjalanan bisa menjadi lebih lama karena sebagian jalan menjadi becek dan licin.

"Saat ini posisi jenazah masih di desa tersebut sambil menunggu pihak kepolisian yang meluncur dari Kuala Kuayan menuju lokasi kejadian."

"Beberapa pihak keluarga juga sudah ada yang mendapat kabar tersebut," kata Rihel.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler