Trans Sulawesi Rusak Parah

Kamis, 24 September 2009 – 14:37 WIB

MAKASSAR - Kondisi jalan trans Sulawesi tetap saja memprihatinkanPadahal, jalur yang menghubungkan antara Makassar, ibukota Provinsi Sulsel dengan Mamuju, ibukota Provinsi Sulbar itu sudah dikerjakan sejak 2007.

Pekerjaan jalan tersebut mendapat anggaran dari negara melalui APBN

BACA JUGA: Pangkalan Bun Kembali Berasap

Kontrak pekerjaannya multiyears yang harusnya rampung tahun ini.

Namun, hingga triwulan ketiga 2009, pekerjaannya belum rampung
Baik untuk proyek pelebaran jalan dari Makassar hingga Parepare, maupun peningkatan jalan dari Parepare hingga perbatasan Sulbar.

Ironisnya, kondisi jalannya sudah sangat memprihatinkan

BACA JUGA: KA Tambah Gerbong, Maskapai Full

Jalur Makassar-Parepare misalnya, yang panjangnya 128 kilometer terpaksa harus ditempuh lebih lama dari waktu normal sekira dua jam
Sebab, kondisi jalan tak hanya rusak, tetapi pekerjaan jalan yang sepotong-sepotong justru merepotkan.

"Dulunya saya bisa bolak-balik Makassar-Polman dua kali dalam sehari

BACA JUGA: Tiada Maaf Bagi PNS yang Bolos

Sekarang sekali saja repot," keluh Jaya (42), sopir angkutan Makassar-Polman.

Sementara, jalur Pare-pare hingga perbatasan Sulbar lebih jelek lagiJalannya berlubang dengan batu-batu besar yang menonjolSangan sulit menemukan kondisi jalan yang masih baik.

Sejak Sulbar berpisah dengan Sulsel, jalur ini nyaris tak tersentuh perbaikanSebab, tidak ada lagi pejabat yang melalui jalan tersebutDemikian juga kunjungan-kunjungan hanya sampai di ibukota Kabupaten Pinrang.

Tak hanya ituPekerjaan jalan yang belum rampung dan banyak material di pinggir jalan membuat rawan kecelakaanTerutama di malam hariBahkan jalan yang berlubang juga rentan membuat kendaraan rusak di jalan.

"Hari ini, saya dua kali mengalami ban bocorIni gara-gara jalan yang pengerjaannya belum juga rampungPadahal, sudah lama dikerjakan," protes Eril (23) warga Pinrang.

Ia menyesalkan proses pembangunan yang berlarut-larutSudah begitu, pekerjaannya tidak berkesinambunganAda bagian yang hanya dibanguni aspal beton sepanjang 30 meter untuk dua lajur, tetapi lebihnya tidak lagiKondisi tersebut terjadi di hampir semua kabupaten yang dilalui proyek pelebaran jalanMulai dari Makassar, Maros, Pangkep, Barru hingga Parepare.

"Ini pekerjaannya sepotong-sepotong, sehingga membahayakan pengendaraTerutama di malam hari," tambahnya.

Kepala Balai Besar jalan dan jembatan Sulawesi Nurdin Samaila yang dikonfirmasi mengakui pekerjaannya memang masih sepotong-sepotongSebab, pekerjaan itu disesuaikan dengan porsi pembebasan lahan.

"Yang kami kerjakan itu yang sudah selesai dibebaskan lahannyaSementara yang belum dibebaskan, belum dikerja, makanya masih putus-putus," ujarnya.

Menurut dia, dana APBN hanya untuk membangun jalanTapi pembebasan lahan menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota yang dilalui jalan trans Sulawesi tersebut(har)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditinggal Mudik, Lokalisasi Malanu Kekurangan PSK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler