Transaksi Gadai Emas Tembus Rp1 Miliar di Pengadaian

Selasa, 04 Juli 2017 – 11:35 WIB
Ilustrasi pegadaian. Foto: Malut Post/JPNN

jpnn.com, PALEMBANG - Tren transaksi di Kantor Pegadaian Cabang Palembang, mengalami perubahan pasca-Lebaran. Jika jelang Lebaran, banyak nasabah yang menebus untuk memakai perhiasan emasnya di Hari Raya Idulfitri 1438 H. Kini, giliran nasabah banyak yang menggadaikan lagi emasnya.

Terpantau kemarin (3/7), nasabah sudah terlihat antre sekitar pukul 07.30 WIB, meski Kantor Pegadaian baru buka pukul 08.00 WIB. “Rata-rata nasabah mau gadai barang untuk modal setelah Lebaran," kata Joko Prasetyo MM, kepala Kantor Cabang Pegadaian Palembang.

BACA JUGA: Taksi Online Bisa Masuk Bandara, asal…

Modal kerja (moker) yang disiapkan pihaknya tembus mendekati angka Rp1 miliar. Dimana paginya, sudah disiapkan Rp500 juta yang dibagikan ke unit-unit kantor Pegadaian dan bank yang melayani pembayaran non-tunai.

“Siangnya pegawai yang khusus melayani pembayaran non-tunai, minta tambah lagi untuk membayar pinjaman nasabah,” ungkapnya.

BACA JUGA: Gara-Gara Iseng, Rencana Menikah Gagal Total

Kebanyakan, sambung Joko, nasabah meminjam modal di atas Rp5 juta. Barang yang digadaikan, 80 persen berupa perhiasan karena barang itu paling mudah digadaikan.

Tren tebus jelang Lebaran dan gadai lagi usai Lebaran, menurutnya sudah rutin tiap tahun. ”Sudah jadi fenomena, jadi tidak kaget lagi," imbuhnya.

BACA JUGA: Kebakaran,Terobos Api Demi Selamatkan Istri dan Anak

Salah seorang nasabah asal Kecamatan Plaju, Arsad, datang ke Kantor Pegadaian Cabang Palembang, bukan untuk menebus atau menggadaikan barangnya. Tapi melapor karena belum bisa menebus perhiasan gelangnya.

“Takut perhiasan saya dilelang karena sudah jatuh tempo, nanti tidak bisa beli emas baru lagi, harganya sekarang mahal," tuturnya.

Diakui Arsad, dia memilih menggadaikan gelang ke Kantor Pegadaian karena prosesnya lebih lebih cepat dan potongannya kecil. Selain itu, barangnya tidak “hilang” seperti halnya dijual. Apalagi gelang emas itu milik ibunya, terpaksa digadaikan untuk modal usaha.

“Nilai gelangnya sekitar Rp10 juta,” pungkasnya. (uni/air/ce1)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspada, Ada Pria Bantu Modus Pura-Pura, Eh Ternyata


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler