jpnn.com - jpnn.com - Wakil Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Armand W. Hartono mengatakan, pihaknya meluncurkan Application Program Interface (API) pada 9 Januari 2016.
API adalah layanan untuk memudahkan transaksi pembayaran pengusaha e-commerce dan financial technology (fintech).
BACA JUGA: Layani Liburan Tahun Baru, BCA Siapkan Rp 15 Triliun
Saat ini, ada 17 e-commerce yang tergabung dalam API BCA.
Hingga akhir 2017, BCA berharap dapat menggandeng seratus e-commerce sebagai pengguna API.
’’Kami bekerja sama dengan e-commerce dan fintech. Kami ingin membangun ekosistem yang sama dengan mereka,’’ jelasnya di sela-sela Internet Retailing Expo Asia di Jakarta kemarin (18/1).
BCA telah menginvestasikan sekitar Rp 4 miliar untuk membangun sistem API. Setiap tahun, investasi BCA untuk IT naik 7–8 persen.
Dukungan terhadap e-banking untuk industri e-commerce didasari tren transaksi mobile yang tumbuh positif setiap tahun.
Pada Desember 2016, transaksi nasabah BCA melalui internet banking per bulan mencapai 128 juta dengan nilai Rp 77 triliun.
Sementara itu, transaksi dengan mobile banking mencapai 65 juta per bulan dengan nilai Rp 60 triliun.
Untuk transaksi dengan kartu debit, jumlahnya mencapai 19 juta dengan nilai Rp 12 triliun per bulan.
Sementara itu, transaksi melalui ATM masih dominan, yaitu 153 juta per bulan, dengan nilai Rp 170 triliun.
Setiap hari, rata-rata transaksi digital banking mencapai 18 juta transaksi.
Armand menegaskan, meski investasi dan inovasi untuk IT terus bertambah, kantor cabang dan pengadaan mesin ATM tetap penting.
Sejauh ini, tidak ada niat dari korporasi untuk mengurangi jumlah channel fisik tersebut. Hanya, pertumbuhannya tidak terlalu besar.
’’Pengajuan KPR (kredit pemilikan rumah, Red) atau deposito, misalnya, tetap butuh kantor cabang. Kalau tidak ada kantor cabang, nanti orang kurang percaya,’’ terangnya. (rin/c18/sof)
Redaktur & Reporter : Ragil