Dijelaskan, Paypal merupakan sistem pembayaran yang lazim digunakan khususnya bagi netters yang sering bertransaksi online apalagi yang berhubungan dengan internasional.
Menurut dia, banyak sekali orang yang mengenal Paypal karena nama dan reputasinya telah mendunia.
"Pemilik akun Paypal pasti akan gembira bila menerima email dari Paypal karena besar kemungkinan itu adalah notifikasi adanya dana atas transaksi yang masuk ke akun kita. Namun bisa juga email tersebut mengenai pengumuman dari Paypal atau konfirmasi atas perubahan yang kita lakukan," kata Abimanyu.
Ia menegaskan, di zaman digital seperti ini perlu waspada karena mungkin bukan untung yang raih melainkan buntung karena menjadi korban kriminal digital.
Dia mencontohkan, beberapa hari lalu menerima dua email notifikasi dengan domain pengirim yang terpercaya yakni paypal.com bahwa ada uang masuk dengan nilai sekitar Rp8 juta dan satu lagi Rp2,1 miliar.
"Okelah yang Rp2,1 miliar pasti terlalu musykil dalam nalar logika apabila kita memang transaksi kita umumnya tidak senilai itu. Akan tetapi yang Rp8 juta tentu sangat mudah bagi kita untuk mempercayai bila hal itu masih pada lingkup transaksi kita," katanya.
Pada umumnya, lanjut dia, bila orang mengalami seperti dirinya itu, apalagi domain pengirim adalah alamat yang sah dan format tampilan cukup mirip dengan aslinya dan terkesan formal. "Maka serta merta akan segera terpancing untuk membuka link transaksi yang ditampilkan pada email tersebut."
Lantas, apa yang terjadi bila itu dilakukan? Dia menjelaskan, maka orang tersebut langsung akan terperangkap situs Phising. "Yakni situs yang mengambil data penting kita dan anda telah menjadi korban kriminal digital," tegasnya.
Dia mengatakan, penipuan itu tidak terjadi pada mereka yang juga cukup berhati-hati. Akan tetapi, persentase orang yang seperti itu mungkin di bawah 10 persen. "Itu berarti dari sekitar 70 juta pengguna internet Indonesia ada sekitar 63 juta pengguna yang sangat mungkin menjadi korban Phising ini," katanya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertama Kali, Microsoft Rugi Rp4,6 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi