Transformasi Bikin Kinerja BRI Cemerlang di Usianya yang ke-128

Minggu, 17 Desember 2023 – 06:31 WIB
BRI menunjukkan peranan yang kuat dalam mendorong perekonomian bangsa memasuki usianya yang ke-128 pada 16 Desember 2023. Foto: dok BRI

jpnn.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menunjukkan peranan yang kuat dalam mendorong perekonomian bangsa memasuki usianya yang ke-128 pada 16 Desember 2023.

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan perseroan terus berkomitmen melakukan transformasi yang terbukti membuat kinerja cemerlang dengan mencapai target yang telah ditetapkan.

BACA JUGA: Cara Ikut BRILiaN Internship, Simak ya!

Transformasi BRI yang telah dijalankan sejak 2016 dan menjadi kado ulang tahun BRI untuk Indonesia.

Sebab, transformasi membuahkan hasil kinerja impresif baik dari sisi Profibilitas maupun Balance Sheet. ?

BACA JUGA: Sekarang Login BRImo Cukup dengan Identifikasi Wajah, Cepat!

Hal tersebut membuat perseroan makin optimistis menyongsong akhir 2023 dengan capaian kinerja cemerlang.

"Otimisme BRI tak terlepas dari keberhasilan BRI Group mencatatkan kinerja positif hingga Kuartal III 2023. Mulai dari pencapaian asset BRI secara konsolidasian yang berhasil tumbuh 9,93 persen year on year (yoy) menjadi Rp 1.851,97 triliun. Pertumbuhan aset tersebut juga diiringi dengan perolehan laba dalam 9 bulan yang mencapai sebesar Rp 44,21 triliun atau tumbuh 12,47 persen yoy," ungkap Sunarso seperti dikutip, Minggu (17/12).

Sunarso menjelaskan kinerja tersebut merupakan hasil perjuangan dalam menjawab tantangan atas?strategic risk?yang berpengaruh secara jangka panjang.

“Transformasi itu sulit dan berisiko. Oleh karena itu, harus sukses dan bisa didapatkan dengan memenuhi empat hal,” ujar Sunarso.

Menurutnya, pertama adalah kejelasan objek transformasi dan fokus. Kedua, pemimpin yang kompeten dan konsisten yang harus menggerakkan transformasi. Ketiga, program gerakan transformasi itu di-buy-in atau diikuti oleh seluruh anggota tim.?

Terakhir, transformasi yang menjadi mekanisme sistem. “Oleh karena itu transformasi harus dibuat?blueprint-nya supaya menjadi mekanisme?system,” kata Sunarso.

BRI lanjutnya, memenuhi empat kriteria tersebut. Sunarso mencontohkan, kejelasan dan fokus objek transformasi di BRI yang meliputi dua hal utama, yaitu digital dan?culture.

BRI fokus pada keduanya dan diterapkan menjadi sebuah sistem.

Kemudian untuk transformasi digital, perseroan mengarahkan pada dua hal, yaitu digitalisasi proses dan menciptakan value baru. Sementara pada culture, transformasi diarahkan pada performance-driven culture.

Dengan demikian, kata Sunarso, semua Insan BRILian (pekerja BRI) mampu merancang dan merencanakan suksesnya sendiri. Perusahaan menyediakan tempat berkompetisi yang sehat dan lapangan tempat berkompetisi yang sehat.

“Itulah yang disebut sebagai sistem. Itu yang harus disediakan oleh perusahaan. Itulah performance driven culture yang kami rancang,” tuturnya.

Keberhasilan transformasi BRI tak hanya terlihat dari segi laba dan asset. Dari sisi fungsi intermediasi, perseroan berhasil melebihi pertumbuhan kredit yang ditargetkan sebesar 10-12 persen year on year (yoy) di tahun 2023.

Realisasinya?hingga akhir September 2023 penyaluran kredit BRI Group mampu tumbuh 12,53 persen yoy menjadi Rp 1.250,72 triliun dan seluruh segmen kredit tercatat tumbuh positif.

“Khusus penyaluran kredit UMKM BRI juga tercatat tumbuh 11,01 persen dari semula Rp 935,86 triliun di akhir Kuartal III 2022 menjadi Rp 1.038,90 triliun di akhir Kuartal III 2023. Dengan demikian porsi kredit UMKM BRI mencapai 83,06 persen dibandingkan dengan total kredit BRI,” tambah Sunarso.

Keberhasilan BRI dalam menyalurkan kredit tersebut juga diimbangi dengan manajemen risiko yang baik. Hal tersebut digambarkan dari kualitas kredit atau NPL (Non Performing Loan) BRI yang tercatat sebesar 3,07 persen atau lebih baik apabila dibandingkan dengan NPL pada periode yang sama tahun lalu sebesar 3,09 persen.

Di samping itu, sebagai bagian dari soft landing strategy, BRI juga tetap menyediakan pencadangan yang memadai dengan NPL Coverage sebesar 228,65 persen.

“Dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI mencatatkan total DPK sebesar Rp 1.290,29 triliun atau tumbuh 13,21 persen yoy. Penopang utama DPK BRI masih bersumber dari dana murah (CASA) dengan porsi mencapai 63,64 persen atau sebesar Rp 821,14 triliun.

Strategi BRI yang terus fokus dalam meningkatkan porsi dana murah dan digitalisasi pada operasional bisnisnya berdampak kepada makin baiknya rasio efisiensi perseroan.

Hal tersebut tercermin dari rasio BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) dan CIR (Cost to Income Ratio) yang secara konsisten semakin membaik.

“Rasio BOPO membaik dari semula 68,36persen menjadi 68,07 persen dan CIR membaik dari semula 42,55 persen menjadi 41,28 persen ”, tambahnya.

Kemampuan BRI untuk tumbuh dengan sustain juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Hal tersebut tercermin dari rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) Bank yang terjaga dilevel 87,76 persen dan CAR (Capital Adequacy Ratio) sebesar 27,48 persen atau jauh di atas ketentuan regulator.(jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Elvi Robiatul, Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
BRI   UMKM   laba   BRILIAN   transformasi  

Terpopuler