Transmigrasi Percepat Penurunan Jumlah Pengangguran

Senin, 19 Mei 2014 – 19:20 WIB
Menakertrans Muhaimin Iskandar saat berkunjung ke daerah transmigrasi di NTB. FOTO: ist

jpnn.com - PROGRAM transmigrasi yang sudah dilakukan sejak 50 tahun lalu terbukti sukses. Banyak pusat pertumbuhan baru di luar Pulau Jawa awalnya merupakan daeran transmigrasi.

Karena keberhasilan tersebut, seharusnya transmigrasi bisa dipakai sebagai salah satu instrumen untuk mempercepat penurunan angka pengangguran di tanah air.

BACA JUGA: Golkar Yakin Kader tak Membelot Dukung Jokowi-JK

Hasil suvei Badan Pusat Statistik terakhirnya menyebutkan jumlah pengangguran menurun tipis. Jumlah pengangguran per Februari 2014 mencapai 5,7 persen atau 7,15 juta orang. Angka tersebut menurun dari data bulan yang sama di 2013 sebesar 5,82 persen atau 7,2 juta orang.

Capaian tersebut membuat Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar memberikan salah satu alternatif terobosan yaitu menggalakan transmigrasi menjadi salah satu solusi pengangguran.

BACA JUGA: Udar Minta Pemeriksaan Dijadwal Ulang

"Sampai saat ini 2,2 juta keluarga atau sekitar 8,8 juta orang miskin sudah merasakan menfaat transmigrasi. Banyak orang yang dulunya mengganggur tapi langsung dapat pekerjaan karena transmigrasi," ujar Muhaimin di Jakarta.

"Memang kita akan terus meletakkan transmigrasi sebagai salah satu solusi pengangguran. Dari segi jumlah memang akan kita kurangi tapi dari segi kualitatif akan kita tingkatkan sehingga benar-benar berimplikasi ekonomi. Sehingga nanti ketika ekonomi maju, transmigrasi swakarsa mandiri atau yang datang sendiri akan lebih banyak," tambahnya.

BACA JUGA: Disangka Korupsi, Polwan AS Tetap Dinas di Polri

Mantan Wakil Ketua DPR tersebut menerangkan, dengan tergeraknya 8,8 juta orang miskin membuat sebuah daerah yang tidak dikenal menjadi terkenal. Buktinya, transmigrasi menciptakan 3.425 desa baru. Di mana 383 desa di antaranya telah berkembang menjadi ibu kota kecamatan. Bahkan, 104 di antaranya tumbuh menjadi ibu kota kabupaten.

"Saat ini dua ibu kota provinsi bermula dari daerah transmigrasi. Yaitu, Mamuju ibu kota Sulawesi Barat dan Bulungan/Tanjung Salor ibu kota Kalimantan Utara," paparnya.

Ia menegaskan, pembangunan di bidang transmigrasi tidak hanya terbatas pada aspek wilayah dan tata ruang secara fisik, melainkan juga pada aspek sumber daya manusia. Dengan begitu, para transmigran akan memberikan kontribusi bagi daerahnya.

Muhaimin mengatakan, untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan di lokasi-lokasi transmigrasi, pihak Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemnakertrans) terus menggulirkan revitalisasi dan refocussing program transmigrasi secara bertahap dan menyeluruh. 

"Untuk itu, ke depannya kita berkomitmen mengutamakan kualitas daripada kuantitas, melakukan penanganan secara fokus dan tuntas dan koordinasi dan optimalisasi sumber daya yang ada serta menggalang dukungan dari seluruh para pemangku transmigrasi dari pusat sampai ke daerah," tegasnya.

Tingginya penyerapan tenaga kerja di sektor transmigrasi tercermin dari tingginya investasi yang masuk. Selama 2013, ada 41 perusahaan yang menanamkan modalnya di sektor transmigrasi. Investasi tersebut mencapai Rp 13 triliun di 11 provinsi. Yaitu, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, Riau, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Nusa tenggara Barat, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah.

Ke-41 perusahaan yang bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit, sisal dan tebu ini telah melakukan kerja sama kemitraan dengan pola inti-plasma dengan transmigran dan masyarakat sekitar melalui mekanisme Izin Pelaksanaan Transmigrasi (IPT). (adv)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Airin Nonton Sidang Wawan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler