SURABAYA - Negara-negara sebagai tujuan investasi bersaing ketat untuk menggaet negara pemodal. Seperti Taiwan, pertumbuhan investasi dari negara itu di Jawa Timur cenderung melambat selama lebih dari sepuluh tahun terakhir. Padahal, Taiwan termasuk negara yang agresif berinvestasi terutama di bidang logam, mesin dan elektronika.
Kepala Badan Penanaman Modal Jatim Warno Harisasono mengatakan perkembangan investasi dari Taiwan mengalami stagnan. Dikatakan, Taiwan tercatat agresif berinvestasi di jatim pada 1980-1990an.
Menurutnya, itu karena bersaing dengan negara-negara lain yang juga menawarkan lahannya sebagai tujuan investasi. "Ada negara lain yang menjadi alternatif bagi Taiwan untuk berinvestasi seperti Vietnam, Thailand, Myanmar sampai Tiongkok," katanya, pekan lalu.
Tahun lalu, berdasar izin prinsip Taiwan berada di posisi ke 14 dari 45 negara yang berinvestasi di Jatim. Yang meliputi delapan proyek dengan nilai investasi USD 120 miliar dan 2.915 tenaga kerja.
Sementara kalau dari sisi realisasi berada di posisi ke 8 dengan tujuh proyek dengan nilai investasi USD 100 miliar dan tenaga kerja sebanyak 2.701 orang. "Padahal tahun 1980-1990an pernah menduduki negara sebagai investor tertinggi di Jatim," tuturnya.
Sementara pada triwulan pertama tahun ini, Taiwan belum juga masuk dalam sepuluh besar investor. Menurut realisasi, terdapat tujuh proyek dengan nilai investasi USD 250 miliar dan mempekerjakan 2.749 tenaga kerja. Karena itu, pihaknya gencar untuk mempromosikan agar Taiwan kembali berinvestasi di Jatim.
Ke depan, lanjut ia, akan ada dua perusahaan Taiwan yang bersiap melakukan perluasan pabrik. Kobin Ceramic Industry yang berlokasi di Ngoro Industrial Park (NIP) Mojokerto akan menginvestasikan USD 100 juta. Diperkirakan, perluasan di atas lahan seluas 20 hektar akan selesai akhir tahun ini. Kedua, PT Internasional Desaintama Primakarya yang memproduksi kemasan atau packaging dari kertas akan memperluas pabriknya dengan investasi USD 75 juta di NIP.
"Selain dua itu, ada empat perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kayu yang berminat investasi di Jatim. Kemungkinan, lahan yang dipilih di Pasuruan atau Mojokerto. Oleh karena produknya berupa furniture, bisa jadi tidak hanya memasok untuk dalam negeri, tapi diekspor ke beberapa negara seperti Eropa, Amerika dan Jepang. Total investasi yang akan masuk dari Taiwan sekitar USD 195 juta," urainya. (res)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dikunjungi IMF, Indonesia Tak Pastikan Pinjaman
Redaktur : Tim Redaksi