Tren Zakat ASN Pemprov Jateng Terus Naik, Ganjar: Alhamdulillah, Kelipatannya Sangat Tinggi

Minggu, 16 Oktober 2022 – 19:50 WIB
Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo. Foto dok Pemprov Jateng

jpnn.com - SEMARANg - Tren zakat aparatur sipil negara (ASN) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) terus mengalami kenaikan. 

Menurut Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, zakat yang dihimpun dari ASN Pemprov Jateng sampai pekan kedua Oktober 2022 sudah mencapai Rp 57 miliar. 

BACA JUGA: Sahabat Ganjar Pranowo Bikin Flashmob, Seru!

“Setara dengan total zakat ASN pada 2021,” kata Ganjar di Semarang, Jateng, Minggu (16/10). 

Saat masih baru memimpin Jateng, Ganjar mengaku jumlah zakat ASN di sana hanya sekitar Rp 100 juta.

BACA JUGA: Ganjar Pranowo Didukung Ratusan Santri di Sumut Jadi Presiden 2024

Namun, setelah didorong, jumlahnya terus naik menjadi Rp 1,9 miliar pada 2015. 

Menurut dia, tren penghimpunan zakat ASN Pemprov Jateng terus naik dari tahun ke tahun setelah ada aturan sehingga pada 2016 menjadi sekitar Rp 8,5 miliar. Kemudian, pada 2017 sekitar Rp 18,1 miliar, lalu 2018 melonjak menjadi Rp 31,7 miliar.

BACA JUGA: Wong Jogja Dukung Ganjar jadi Presiden 2024

Tren itu terus berlanjut menjadi Rp 48,9 miliar pada 2019, Rp 50,4 miliar di 2020, dan Rp 57 miliar pada 2021.

Untuk 2022, per Oktober sudah mencapai Rp 57 miliar.

Menurut Ganjar, ini dimulai dari partisipasi para ASN di Pemprov Jateng. 

“Alhamdulillah grafiknya di Jawa Tengah, di pemprov yang saya mulai, minimal tanggung jawab saya, itu naik terus dan bagus naiknya. Kelipatannya juga sangat tinggi," ujarnya.

Ganjar menilai tren yang sangat bagus tersebut merupakan hasil kerja keras yang dilakukan pemprov bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jateng dalam mengoptimalkan dan membangun pengetahuan mengenai zakat, infak, dan sedekah. Menurut Ganjar, setelah pengetahuan diperoleh akan muncul kesadaran. Nah, dari kesadarn itulah, setiap ASN membayar zakat, infak dan sedekah. 

"Jadi zakat, infak, sedekah, jangan salah, kekuatan ini dahsyat sekali. Kiai Darodji ini sudah bergerak dengan berbagai kegiatan. Ada yang konsumtif ada yang produktif. Ada pelatihan, ada ekonomi. Ya kalau bicara soal beasiswa, menolong orang di rumah sakit, tidak bisa bayar sekolah, bangun rumah itu sudah terlalu banyak," katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, yang mempunyai ide produktif ini jauh lebih banyak sehingga kalau bisa dioptimalkan, akan banyak masyarakat yang kurang mampu bisa ditolong.

Optimalisasi dalam menghimpun zakat dari ASN, lanjut Ganjar, merupakan contoh yang diberikan kepada masyarakat yang lebih luas sehingga sektor di luar ASN atau pemerintahan bisa didorong di antaranya perusahaan, industri, pertanian, dan berbagai sektor lainnya.

Ketua Baznas Jateng KH Ahmad Darodji memperkirakan jumlah zakat yang dihimpun dari ASN hingga akhir tahun nanti dapat mencapai Rp 70 miliar.

"Itu dari ASN saja, kalau ditambah dengan zakat, infak, sedekah yang masuk dari 30 Baznas kabupaten/kota, unit pengumpul zakat masjid-masjid, dan lainnya maka target tahun ini sebesar Rp 2,1 triliun akan tercapai," ujarnya.

Selain dikelola oleh masing-masing dinas dan unit pengumpul zakat, kata Darodji, sekitar 50 persen dari total zakat, infak, sedekah disisihkan untuk kegiatan seperti bantuan untuk pembangunan masjid, bantuan sektor pendidikan sekolah dan madrasah, bantuan sektor kesehatan seperti membantu orang sakit atau bantuan peralatan kesehatan seperti kursi roda dan kaki palsu. (antara/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler