jpnn.com, BANTEN - Bila Anda termasuk penyuka Triathlon, kini ada tantangan baru. Olahraga yang menggabungkan tiga cabang berenang, lari sprint, dan bersepeda akan menjelajahi keindahan alam Tanjung Lesung, Banteng.
Di sini, Anda juga akan diajak melihat kawasan heritage yang dekat dengan badak bercula satu dan berpetualang di Tanjung Lesung, salah satu destinasi yang sedang disiapkan menjadi ‘10 Bali Baru’.
BACA JUGA: Gunung Kidul Bangun Patung Percantik Destinasi Wisata
Caranya mudah saja, Bila senang dengan ketiganya, segera mendaftar ke Rhino Cross Triathlon, 24 September 2017.
Anda bisa berkompetisi sekaligus mengeksplorasi keindahan alam, budaya dan kuliner Tanjung Lesung, Banten.
BACA JUGA: TA/TO India Terpukau Joglosemar
"Kejuaraan ini akan melombakan cabang olahraga renang, balap sepeda dan lari melintasi keindahan dan tantangan alam Tanjung Lesung. Target kami bisa menghadirkan peserta baik dari dalam dan luar negeri,” tutur pengelola Kawasan Tanjung Lesung Poernomo Siswoprasetijo, Minggu (18/6).
Soal pesona dan daya tarik event, Poernomo mengaku tidak khawatir.
BACA JUGA: Wonderful Indonesia Ramaikan Persimpangan Shibuya
Pemandangan Tanjung Lesung yang luar biasa diyakini bisa menjadi daya tarik yang oke punya.
Apalagi, rute lomba yang dilewati sangat menarik. Para peserta akan merasakan beragam spot nature yang instagramable.
Dari mulai hutan bakau, keindahan pantai seperti Nusa Dua Bali hingga hamparan sawah yang menghijau, semua bisa dinikmati saat berkompetisi.
Ditambah lagi, saat ini sport tourism sedang naik daun. Tantangan, alam yang indah, kuliner yang lezat, culture yang oke, hingga keramahtamahan penduduk, bisa dinikmati sekaligus.
“Di beberapa titik lomba nanti ada masyarakat yang berkumpul. Mereka akan bersorak-sorai, melambai dan bertepuk tangan menyemangati para peserta lomba. Dimana lagi bisa didapat atmosfir menyenangkan seperti itu,” ujar Poernomo.
Tidak hanya keindahan alam, Poernomo, peserta kejuaraan nantinya bakal disuguhkan keramahtamahan khas Banten dan budaya khas yang melegenda.
Selain Rhino Cross Triathlon, Tanjung Lesung Festival juga menggelar kegiatan yang lain seperti pengenalan budaya hingga pameran kuliner.
Selain itu dijadwalkan pemecahan rekor nasional penyelam termuda pengibar bendera Merah Putih di laut Selat Sunda.
Direktur kejuaraan Rhino Cross Triathlon Tense Manalu menjelaskan jika kejuaraan yang digelar merupakan yang pertama digelar di Indonesia. Kejuaraan ini digelar karena penggemar olahraga multi talenta ini berkembang pesat di Tanah Air.
"Selama ini banyak orang Indonesia yang mengikuti cross triathlon di luar negeri. Makanya dengan program ini mereka bisa lebih fokus dan tertantang untuk menjadi yang terbaik," kata Tense.
Tense menjelaskan, pada kejuaraan ini akan mempertandingkan tiga kelompok umur yang diikuti oleh perorangan dan regu estafet, yaitu Open untuk peserta berumur 20-39 tahun, Master untuk 40 tahun keatas serta Youth untuk yang berusia 13-19 tahun.
Selain Rhino Cross Triathlon, Tanjung Lesung Festival juga menggelar ajang kejuaraan olahraga lainnya yaitu Mountain Bike Cross Country Marathon dan Sunset Trail Run.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi Rhino Cross Triathlon di Tanjung Lesung. Event sport tourism seperti itu, dinilai sangat efektif untuk mempromosikan destinasi wisata sekaligus meningkatkan kunjungan wisatawan.
“Ini akan dampak langsung dan tidak langsung pada perekonomian masyarakat setempat,” kata Menpar Arief Yahya.
Sport event dan tourism menurutnya memang harus dipadupadankan. Tidak berdidir sendiri. Alasannya simpel. Sport kalau berdiri sendiri, hanya menghasilkan sport event yang habis acara, selesai juga ceritanya. Sementara tourism jika berdiri sendiri, tanpa booster event, dia juga lama menjadi populer.
“Ketika sport bertemu tourism, maka akan membangun portofolio baru dengan sebutan sport tourism! Bagian dari atraksi wisata buatan manusia (man made). Sport event itu media valuenya besar, bahkan 2/3 kali dari direct impact nya,” jelas Menpar Arief Yahya.
Saat ini, sekitar 75 persen pertumbuhan sektor pariwisata diperoleh dari wisata olahraga (sportourism).
Dampak perekonomian wisata olahraga ini cukup besar bagi daerah destinasi wisata. “Pariwisata akan semakin kuat jika disandingkan dengan sesuatu,” kata Arief Yahya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tadarus Puisi dan Silaturahmi Sastra Banjarbaru Berakhir Sukses
Redaktur : Tim Redaksi