jpnn.com, JAKARTA - Para sopir truk ekspedisi dan agen air minum dalam kemasan (AMDK) mengeluhkan lamanya waktu pelarangan di hari libur lebaran.
Diketahui selama periode mudik lebaran 2024 ini, truk-truk angkutan barang dilarang melewati beberapa ruas tol terhitung mulai 5 hingga 16 April mendatang. Kebijakan tersebut dinilai sangat merugikan mereka.
BACA JUGA: AMDK Aman dikonsumsi, Ini Syarat-Syarat dari Pemerintah
Wijaya, salah seorang sopir truk ekspedisi yang sehari-harinya mengangkut AMDK mengatakan pemberlakuan pelarangan saat lebaran 2024 ini terlalu panjang. Sementara, dia hanya mengharapkan dari gaji harian sebagai sopir truk untuk membiayai hidup keluarganya.
“Ini jelas akan menghilangkan penghasilan utama saya untuk membiayai keluarga,” ujar Wijaya, Rabu (3/4).
BACA JUGA: Kemendag Minta Angkutan AMDK Tidak Ikut Dilarang Beroperasi Saat Libur Keagamaan
Wijaya, yang sehari-harinya membawa truk ekspedisi AMDK sumbu tiga ini berharap sekalipun pelarangan tersebut harus diterapkan kalau bisa waktunya tidak terlalu panjang.
Pria asal Purwakarta ini berharap pemerintah jangan hanya memperhatikan orang-orang berduit yang bisa berlibur untuk lebaran.
BACA JUGA: Sejumlah Pihak Soal Pelarangan Angkutan Logistik Saat Hari Besar Keagamaan: AMDK Harus Dikecualikan
"Tolong, nasib kami juga yang harus berjuang menafkahi keluarga setiap hari,” ucapnya.
Di Jabodetabek sendiri, peningkatan permintaan terhadap AMDK ini biasanya terjadi beberapa hari setelah lebaran, tepatnya saat para pemudik sudah balik dari Jawa.
Menurut Juwendi, pemilik agen AMDK di Balaraja, Tangerang, biasanya permintaan AMDK baru akan naik beberapa hari setelah lebaran sebanyak 30 persen. Karena kalau lebaran kebanyakan orang mudik.
Jeritan hati serupa juga disampaikan Rizky, pengemudi truk ekspedisi AMDK lainnya. Dia menuturkan bagi seorang sopir truk seperti dirinya waktu sehari itu sangat berharga, apalagi kalau sampai 12 hari dilarang beroperasi.
"Kami mau makan apa?” cetus pria asal Purworejo, Jawa Tengah ini dengan nada sedih.
Tak hanya sopir, lamanya waktu pelarangan terhadap truk-truk AMDK saat lebaran 2024 ini juga dikeluhkan pada pedagang. Mereka mengaku bahwa setiap momen lebaran pasti ada peningkatan permintaan terhadap AMDK yang cukup signifikan dari para konsumen dan khawatir akan terjadi kelangkaan.
Sementara, Vio, pemilik agen AMDK di Depok mengatakan dalam setiap momen lebaran biasanya ada peningkatan permintaan AMDK sebesar lebih dari 100 persen dari hari-hari biasa. Biasanya dia juga menambah stok di gudangnya.
"Cuma gudang kami terbatas dan tidak bisa menampung banyak-banyak. Takutnya, dengan lamanya waktu pelarangan ini akan terjadi kelangkaan AMDK ini,” ujarnya.
Karenanya, dia berharap agar pemerintah tidak melarang truk besar yang menjadi transportasi utama bagi pengangkutan AMDK ini untuk beroperasi pada saat momen lebaran nanti. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad