Truk Sumbu Tiga Dilarang Beroperasi saat Mudik Lebaran, Aptrindo Bereaksi Begini 

Rabu, 05 April 2023 – 20:35 WIB
Ilustrasi truk yang melakukan perjalanan. Ilustrasi: Antara

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan menyampaikan keberatan terkait pelarangan beroperasi truk sumbu tiga saat momen Lebaran nanti.

Menurutnya, waktu pelarangan terlalu lama dan jelas akan merugikan baik bagi para sopir truk dan juga industri. 

BACA JUGA: Polisi Tahan 20 Truk Sumbu Tiga saat Melintasi Tol Japek

Protes Aptrindo ini memperkuat berbagai suara yang menyesalkan perubahan kebijakan dispensasi truk 3 sumbu untuk tetap beroperasi di musim mudik. Selain Aptrindo, Asosiasi Perusahaan Air Minum dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), juga menyampaikan keberatan yang sama. 

Sementara itu, masyarakat dan pedagang kecil takut pelarangan ini bisa menimbulkan banyak masalah termasuk kelangkaan barang seperti air kemasan galon, dan kenaikan harga akibat ulah spekulan di tengah sedikitnya pasokan.

BACA JUGA: Catat! Truk Sumbu Tiga Dilarang Melintas di Tanggal Ini

“Yang masalah dari peraturan mudik Lebaran terkait truk logistik adalah lamanya waktu pelarangan terhadap beroperasinya truk sumbu tiga,” kata Gemilang Tarigan dalam keterangannya, Rabu (5/4).

Menurutnya, dalam membuat aturan tersebut pemerintah juga patut memperhatikan dampaknya terhadap para stakeholder lainnya, salah satunya sopir truk dan keberlangsungan industri. 

BACA JUGA: Truk Sumbu Tiga Dilarang Melintas di Tol Dalam Kota

Para sopir truk khususnya yang membawa truk sumbu tiga juga butuh penghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga mereka. 

"Kalau waktunya terlalu lama, itu artinya mereka akan berhenti bekerja selama itu dan penghasilan mereka akan hilang,” ungkapnya.

Dia mengatakan kalaupun mau dilarang beroperasi, sebaiknya maksimal hanya empat hari. Jika sampai delapan hari seperti yang akan diterapkan nanti, sebaiknya dikaji kembali.

Sementara itu, Ketua Aspadin Rachmat Hidayat mengatakan kalau truk pengangkut air kemasan galon dilarang, maka akan terjadi kekurangan pasokan yang luar biasa dan kesulitan gudang serta toko untuk menampung stok produk yang biasanya berputar setiap 2 hari.

Senada itu, pakar gizi dan kesehatan masyarakat juga mengkhawatirkan kesulitan pasokan air galon di rumah tangga bisa menimbulkan dampak kesehatan karena konsumen beralih ke air yang kurang higienis dan bisa menimbulkan penyakit, seperti diare pada anak. 

Seperti diketahui, lebih dari 50 juta konsumen bergantung pada produk AMDK galon untuk pemenuhan kebutuhan hidrasi keluarga.

Sebelumnya, para sopir truk logistik meminta pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk memikirkan nasib mereka  saat melakukan pembatasan angkutan barang pada momen Lebaran nanti.

Menurut para sopir, jika dilarang beroperasi, otomatis mereka akan menganggur dan tidak memperoleh penghasilan sama sekali. 

“Keluarga kami kan juga butuh makan. Jadi, tolong pikirkan nasib kami juga,” ujar Koordinator Pengemudi Wilayah Jawa Timur dan Lombok dari Aliansi Perjuangan Pengemudi Nusantara (APPN), Vallery Gabrielia Mahodim alias Inces baru-baru ini.

Menurutnya, dengan adanya pelarangan truk barang sumbu tiga beroperasi saat lebaran nanti, pemerintah sama saja mematikan mata pencaharian mereka yang belum tentu bisa mereka dapatkan setiap hari. 

Momen Lebaran ini, tambahnya, merupakan kesempatan bagi para sopir untuk bisa menambah penghasilan lebih. (esy/jpnn)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler