Trump Berpose Memegang Injil tetapi Melawan Rakyat Sendiri, Presiden Iran: Memalukan

Sabtu, 06 Juni 2020 – 14:37 WIB
Presiden AS Donald Trump memegang Injil di depan Gereja St John, Washington, Senin (1/6). Foto: AP

jpnn.com, TEHRAN - Presiden Iran Hassan Rouhani mengomentari foto Donald Trump dengan pose memegang Injil di depan gereja. Rouhani menyebut tindakan Presiden ke-45 Amerika Serikat (AS) itu memalukan.

Pernyataan Rouhani tersebut untuk merespons ‘operasi foto’ ala Trump dalam menghadapi maraknya unjuk rasa menentang kematian warga Afro-Amerika George Floyd. Rouhani mengatakan, Injil merupakan kitab suci dari Ilahi yang menyerukan kedamaian dan kemanusiaan kepada seluruh umat manusia.

BACA JUGA: Menhan AS Tolak Keinginan Trump Kerahkan Militer Hadapi Perusuh, Ini Alasannya

“Injil bukan sebuah buku yang memerintahkan pembunuhan orang-orang tak berdosa. Sangat memalukan bahwa seorang presiden yang ingin mengambil tindakan melawan bangsanya sendiri memegang kitab suci,” ujar Rouhani seperti diberitakan Tehran Times, Jumat (5/6).

Selain itu, Rouhani juga mengutuk kejahatan terhadap para pengunjuk rasa di AS. Belakangan ini unjuk rasa terjadi di berbagai kota di AS menyusul insiden kematian George Floyd akibat dipiting polisi kulit putih bernama Derek Chauvin di Minneapolis, Minnesota.

BACA JUGA: Pengakuan Donald Trump soal Masuk ke Bungker saat Massa Pedemo Dekati Gedung Putih

Pasukan pengawal Presiden AS yang dikenal dengan sebutan Secret Service sempat membawa Trump masuk ke bunker di bawah Gedung Putih gara-gara aksi unjuk rasa pada Jumat lalu (29/5). Namun Trump menyatakan bahwa dirinya ke bungker Gedung Putih untuk melihat-lihat saja.

Pada Senin lalu (1/6) Trump mengunjungi Gereja St John, Washington DC. Dalam kunjungan itu Trump berpose di depan gereja sembari memegang Injil.

BACA JUGA: Donald Trump Kesal Ketahuan Sembunyi di Bunker, Dia Lakukan Ini Agar Terlihat Bernyali

Trump juga menginginkan pengerahan militer untuk menghadapi pengunjuk rasa di berbagai kota di AS. Namun, Menteri Pertahanan AS Mark Esper justru menentang keinginan Trump.

Sementara Kementerian Luar Negeri Iran mendesak AS mendengar tuntutan rakyat dan mengubah kebijakan politiknya yang kini runtuh. Iran menganggap AS telah gagal memenuhi janjinya menghentikan pemborosan uang pada peualangan di luar negeri dan memerangi krisis COVID-19 buatan sendiri.

“Rezim AS kini mempekerjakan tentara, anjing ganas dan senjata buruk untuk mengintimidasi pemrotes,” ujar Kemenlu Iran melalui Twitter.(tehrantimes/ara/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler