Trump Ingkar Janji, Taliban Serukan Jihad

Rabu, 23 Agustus 2017 – 07:40 WIB
Donald Trump. Foto: Josh Edelson/AFP

jpnn.com, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menjilat ludahnya sendiri. Kali ini terkait janjinya menarik pasukan AS dari Afghanistan.

Senin (21/8) Trump menegaskan bahwa pasukan Negeri Paman Sam akan tetap bertahan di Afghanistan. Bahkan, bila perlu, dia bakal menambah jumlah personel militer AS di sana.

BACA JUGA: Empat Rudal Hantam Pakistan, Dua Hancurkan Kuburan

”Insting awal saya adalah menarik (pasukan dari Afghanistan) dan biasanya saya selalu mengikuti insting saya. Tapi, selama saya hidup, saya selalu mendengar bahwa mengambil keputusan jauh lebih sulit saat Anda berada di balik meja kerja Oval Office,” kata Trump mengawali pidato perdananya sebagai commander-in-chief. Senin malam, pidato tersebut disiarkan secara langsung ke seluruh penjuru AS.

Beberapa bulan lalu, Trump menyatakan bahwa perang Afghanistan hanya buang-buang uang dan tenaga. Ketika itu, dia menegaskan segera menarik seluruh anggota pasukan dari negara yang pernah dikenal sebagai penghasil opium tersebut.

Namun, kini dia berubah pikiran. Suami Melania itu justru akan mempertahankan pasukan AS di Afghanistan dan melanjutkan perang.

”Konsekuensi penarikan (pasukan) lebih cepat tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dibenarkan,” kata Trump.

Dia melanjutkan bahwa penarikan pasukan hanya akan membuat teroris senang. Sebab, setelah pasukan AS tidak lagi berada di Afghanistan, bakal tercipta kehampaan di sektor keamanan. Peluang itu akan dimanfaatkan oleh ISIS dan Taliban untuk merebut Afghanistan.

Tidak ingin Afghanistan jatuh ke tangan teroris, Trump pun bersikukuh mempertahankan pasukannya di sana. Rencananya, dia malah akan menambah jumlah personel militer AS di Afghanistan.

Semuanya demi memerangi terorisme. ”(Tujuan) kita tidak lagi membangun negara. Tapi, membasmi teroris,” tegas taipan 71 tahun tersebut dalam pidato berdurasi sekitar 30 menit itu.

Kendati Trump tidak menyebutkan jumlah personel militer tambahan yang akan ditugaskan di Afghanistan, seorang pejabat senior Gedung Putih membocorkannya kepada media.

Kemarin pejabat tersebut mengatakan bahwa Trump memerintah Pentagon mengirim sekitar 3.900 personel tambahan ke Afghanistan. Namun, jadwal pengerahan pasukan tambahan belum jelas.

Dengan gamblang, Trump menyebut tujuan penambahan pasukan adalah menumpas teroris. Maka, dia tidak mau mengirimkan cek kosong lewat penambahan pasukan ke Afghanistan.

”Militer (AS) tidak akan lagi membantu pertumbuhan demokrasi di negara lain atau menciptakan landasan demokrasi sesuai pemahaman kita. Kita melawan terorisme,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, pemilik Trump Tower tersebut juga menyinggung Pakistan sebagai negara penampung teroris.

”Kami sudah mengucurkan bantuan miliaran dolar ke Pakistan dan di saat yang sama, mereka malah menyembunyikan gembong teroris yang paling kami cari,” katanya mengacu pada Osama bin Laden. Kini, jika hal yang sama kembali terjadi, AS akan langsung memangkas bantuan ke Pakistan.

Deklarasi Trump itu disambut gembira Afghanistan. ”Saya sangat berterima kasih atas dukungan Presiden Trump dan rakyat Amerika terhadap upaya kami untuk memerangi terorisme,” ungkap Presiden Ashraf Ghani.

Keberadaan pasukan AS, menurut dia, membuat Afghanistan mampu meningkatkan keterampilan para personel militernya. Termasuk melipatgandakan jumlah personel pasukan elite.

Sebaliknya, Taliban geram mendengar rencana AS. Zabiullah Mujahid, juru bicara Taliban di Afghanistan, langsung melontarkan ancaman. ”Jika AS tidak menarik pasukannya dari Afghanistan, dalam waktu singkat Afghanistan akan menjadi pemakaman baru bagi negeri adikuasa tersebut,” tandas Mujahid. Dia lantas menyerukan jihad melawan AS. (AFP/Reuters/hep/c6/any)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler