jpnn.com, WASHINGTON - Kemampuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam mencari celah tak perlu diragukan lagi. Di hari yang sama dengan kemenangannya di Mahkamah Agung, Trump juga berhasil membangun tembok bagi imigran. Bukan tembok fisik, melainkan tembok diplomasi yang dibangun di negara Amerika Tengah, Guatemala.
Trump mengumumkan bahwa pemerintah AS dan Guatemala telah menyepakati program imigrasi baru. Yakni, program safe third country. Dengan program tersebut, imigran yang menuju AS dengan melewati Guatemala tak bisa langsung mengajukan suaka. Mereka harus terlebih dahulu menjadi pencari suaka di Guatemala.
BACA JUGA: Donald Trump Girang Bukan Main, Kemenangan untuk Tembok!
"Kesepakatan itu akan menjamin kebenaran dari pencari suaka," jelas Trump seperti dikutip Agence France-Presse.
Di sini letak kelihaian Trump. Dia bisa membuat Guatemala menyepakati program itu dengan sedikit ancaman. Pekan ini dia bilang bakal mengenakan pajak terhadap kiriman uang dari imigran Guatemala kepada keluarga mereka di kampung. Tak lama kemudian, Presiden Jimmy Morales menandatangani kesepakatan tersebut.
BACA JUGA: Gadis Jogger
BACA JUGA: Donald Trump Girang Bukan Main, Kemenangan untuk Tembok!
Masalahnya, safe third country seharusnya menampung pencari suaka di negara yang aman. Sebelum Guatemala, negara yang mengikuti program itu adalah AS dan Kanada. Dalam Global Peace Index 2019, Kanada menempati peringkat ke-6. Sedangkan Guatemala merupakan salah satu negara penghasil pencari suaka terbesar di Amerika Tengah.
BACA JUGA: Babi Gemuk
"Ini gila. AS ingin mengirimkan orang ke tempat di mana nyawa mereka akan terancam," ujar Eleanor Acer, direktur perlindungan pengungsi di Human Rights First.
Sebelum Guatemala, Trump lebih dulu mengusulkan agar Meksiko menjadi tembok diplomasi AS. Namun, rayuan dan ancaman Trump tak membuat Presiden Andres Manuel Lopez Obrador berubah pikiran. Obrador merasa bahwa Meksiko bukanlah negara yang cocok untuk menampung imigran.
Seperti peribahasa "tak ada rotan, akar pun jadi", karena tetangga paling dekat menolak, AS membidik tetangga lain. Dan berhasil sudah. Meskipun, Demokrat sudah bersiap menggugat kesepakatan tersebut. (bil/c11/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sohib Donald Trump Jadi PM Baru Inggris
Redaktur & Reporter : Adil