Trump Kirim Bos CIA ke Seoul

Selasa, 02 Mei 2017 – 09:53 WIB
Presiden AS, Donald Trump. Foto: AFP

jpnn.com, SEOUL - Amerika Serikat (AS) terus bermain-main di Semenanjung Korea. Saat latihan gabungan (latgab) unit tempur USS Carl Vinson dan Angkatan Laut (AL) Korea Selatan (Korsel) berlangsung di Laut Jepang, Direktur CIA Mike Pompeo menemui perwakilan pemerintah Korsel di Kota Seoul.

Korea Utara (Korut) yang merasa terprovokasi pun mendeklarasikan rencananya untuk menguji coba nuklir.

BACA JUGA: Sori Trump, Duterte Enggak Janji Bisa Datang ke Gedung Putih

”Direktur CIA dan istrinya berada di Seoul sejak akhir pekan. Mereka menggelar pertemuan internal dengan para pejabat Kedutaan Besar AS dan petinggi pasukan AS di Korea,” terang salah seorang diplomat AS yang bekerja di kedutaan.

Sayang, dia enggan menguraikan topik yang dibahas Pompeo dengan para koleganya. Dia hanya mengatakan bahwa pertemuan di ibu kota Korsel itu berlangsung tertutup.

BACA JUGA: Sakit Hati, Trump Ogah Makan Malam Bersama Media

Sebelum mengadakan pertemuan tertutup dengan para pejabat AS, Pompeo menemui para pejabat Korsel. ”Begitu tiba di Korsel, direktur CIA langsung menggelar pertemuan dengan para petinggi intelijen Korsel dan pejabat-pejabat senior kantor kepresidenan.

"Dua pertemuan itu berlangsung tertutup dan terpisah satu sama lain,” kata pejabat Seoul yang menjadi narasumber harian Chosun Ilbo kemarin (1/5).

BACA JUGA: Makin Panas! Jepang Kirim Kapal Perang

Kedatangan Pompeo dan istrinya ke Korsel, menurut sumber tersebut, tidak terjadwalkan sebelumnya. Kabarnya, tokoh 53 tahun itu berkunjung ke Korsel karena ketegangan di Semenanjung Korea meningkat.

”Presiden (Donald) Trump menugasi direktur CIA untuk menghimpun informasi terperinci tentang kebijakan Pyongyang terkait krisis nuklir Korea Utara,” terangnya.

Selain itu, Pompeo bertukar pendapat dengan para tokoh Korsel tentang hubungan dua negara pada masa mendatang. Terutama pasca pemilihan presiden (pilpres) baru Korsel pada 9 Mei.

Kemarin Kedutaan Besar AS di Korsel menjelaskan dalam pernyataan tertulis bahwa Washington tidak berpihak kepada kandidat tertentu. Jubir kedutaan juga membantah rumor tentang pertemuan Pompeo dengan seorang kandidat.

Kendati kerja sama pertahanan dan keamanan kian erat, sebenarnya hubungan AS dan Korsel juga sedang goyah. Gara-garanya adalah tagihan THAAD (terminal high altitude area defense) yang diutarakan Trump pekan lalu.

Trump meminta Korsel membayar THAAD yang terpasang di bekas lahan golf Lotte Group. Tagihannya USD 1 miliar (sekitar Rp 13 triliun).

Tagihan itu jelas membuat Seoul berang. Sebab, dalam kesepakatan tertulis yang diteken pemimpin dua negara, tidak pernah ada kalimat tentang pembayaran THAAD.

Korsel hanya wajib menyediakan lahan dan infrastrukturnya tanpa perlu membayar sepeser pun kepada AS sebagai produsen THAAD.

Minggu (30/4) Seoul menyatakan bahwa tagihan itu hanyalah kesalahpahaman. Namun, media Korsel belum bisa melupakan tagihan Trump tersebut.

Hingga kemarin, sebagian besar editorial surat kabar Negeri Ginseng itu masih berisi kritik terhadap pengganti Barack Obama tersebut.

”Mulut Trump bisa merusak hubungan baik Korea (Korsel) dan AS.” Demikian tulisan yang diturunkan Chosun Ilbo pada halaman depan korannya kemarin.

Harian tersebut menegaskan, ada banyak hal yang jauh lebih penting daripada uang. Jika salah satu negara lebih mementingkan perekonomian dan uang daripada kerja sama yang sudah terjalin, kemitraan dua negara perlu dievaluasi.

”Mungkin Seoul perlu menyiapkan banyak rencana cadangan (plan B, Red).” Begitulah bunyi editorial Chosun Ilbo.

Trump, yang menegaskan bahwa opsi militer akan tetap menjadi pertimbangan penting dalam krisis Korut, mulai bermanuver di Asia.

Akhir pekan lalu dia mengundang Presiden Filipina Rodrigo Duterte untuk datang ke Gedung Putih. Undangan yang disampaikan via telepon ditanggapi positif oleh Manila.

Kemarin taipan 70 tahun itu ganti mengundang Thailand dan Singapura. ”Perdana menteri (Prayut Chan-O-Cha) menyambut baik undangan Presiden Trump untuk berkunjung ke AS,” terang Mayjen Werachon Sukhonhapatipak.

Tak hanya menerima undangan itu, Bangkok ganti mengundang Trump berkunjung ke Negeri Gajah Putih tersebut. Sementara itu, Singapura yang menerima undangan lewat sambungan telepon juga menyatakan kesanggupan untuk melawat Gedung Putih.

Di sisi lain, Korut yang geram dengan kehadiran AS di wilayahnya kembali memperbarui ancamannya. Kemarin Pyongyang menegaskan bahwa pemerintahan Kim Jong-un sudah siap melakukan uji coba nuklir ke-6.

”Uji coba nuklir itu bisa terjadi kapan pun dan di mana pun,” terang jubir Kementerian Luar Negeri Korut.

Pyongyang juga menyatakan bahwa kini program nuklir Korut menjadi prioritas pemerintah. (AFP/Reuters/CNN/hep/c10/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Misil Korea Utara Meledak dalam Hitungan Detik


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler