jpnn.com, NORTH CAROLINA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menanggapi santai penangkapan pelaku teror bom paket terhadap lawan-lawan politiknya. Padahal, pelaku adalah pendukung fanatiknya.
Alih-alih mengutuk pria bernama Cezar Sayoc itu, Trump lebih memilih sibuk dengan kepentingannya sendiri. Dia kembali melancarkan serangan politik terhadap lawannya.
BACA JUGA: Cezar Sayoc, DJ Kelab Striptis Peneror Musuh-Musuh Trump
Dalam kampanyenya di North Carolina, dia menyebut Hillary Clinton, salah satu sasaran teror Sayoc, sebagai pembohong. Seperti biasa, para pendukungnya langsung menjawab celotehan Trump itu dengan frasa ’’penjarakan dia’’.
Trump, tampaknya, tidak mau mengalah saat pemilu hanya tinggal hitungan hari. Dia menganggap insiden tersebut melukai citra partainya. ’’Padahal, hasil polling awal bagus,’’ ucapnya melalui Twitter.
BACA JUGA: Calon Istri Khashoggi Tolak Undangan Trump
Kabarnya, kisruh paket bom itu tidak membuat pandangan masyarakat terhadap Republik banyak berubah.
Teror paket berisi bom itu juga sempat mengguncang pasar bursa New York. Sehari setelah ditemukannya sepuluh paket bom yang dialamatkan kepada delapan tokoh Demokrat pada Kamis (25/10), harga saham New York dibuka rendah di Wall Street.
BACA JUGA: Ketika Twitter dan Facebook Abaikan Gejala Teror
Para pialang pun dibuat pusing. Namun, kondisi kembali normal kemarin.
Pakar politik Michael Cornfield mengatakan, sikap Trump saat ini sangat tidak disangka. Strategi yang dia terapkan untuk memancing amarah rakyat itu sangat berisiko.
’’Tingkah laku Presiden Trump sangat jauh dari sebagian besar presiden AS selama sejarah. Reaksinya terhadap terorisme domestik di luar nalar,’’ ungkapnya. (bil/c4/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendukung Donald Trump Ditangkap Terkait Teror Bom Paket
Redaktur & Reporter : Adil