jpnn.com, JAKARTA - Ketua Adara Relief International Nurjanah Hulwani menganggap pengakuan Amerika Serikat atas Yerussalem sebagai Ibu Kota Israel adalah suatu penistaan terhadap tanah suci umat Islam.
Dia juga menilai, tindakan tersebut telah mencoreng kehormatan dunia Internasional.
BACA JUGA: Dubes AS Hanya Utus Perwakilan Temui Massa Ormas
"Apa yang dilakukan Trump adalah penghinaan yang paling rendah untuk umat Islam. Dan sudah bisa dibayangkan penderitaan yang semakin dalam yang akan dialami keluarga di Palestina," kata Nurjanah dalam keterangan yang diterima, Jumat (8/12).
Nurjanah menjelaskan, Israel sejak didirikan atas pengakuan PBB pada 1948 sudah melukai warga dunia.
BACA JUGA: Alumni 212: Usir Dubes Amerika!
Semenjak itu, pelanggaran hak asasi manusia, terutama anak-anak, terjadi secara nyata dan dibiarkan oleh dunia internasional.
Padahal, Israel dulunya berjanji akan berdiri berdasarkan prinsip kemerdekaan, keadilan dan kedamaian sebagaimana ajaran para Nabi dari Bani Israel.
BACA JUGA: Aksi di Depan Kedubes AS Tertib, tak Ada Penutupan Jalan
Israel juga akan menjaga prinsip egaliter bagi seluruh penduduknya untuk mendapatkan hak sosial politik tanpa membedakan agama, ras dan bangsa.
Namun, yang terjadi di Palestina adalah hal yang sangat bertentangan dengan pernyataan Israel di awal berdirinya.
Faktanya, Israel menjadikan Al-Quds sebagai Ibu Kota Israel termasuk di dalamnya Kota Al-Quds Timur dengan Masjid Al-Aqsa.
"Al-Quds adalah wilayah status quo. Beberapa resolusi PBB telah dikeluarkan untuk mencegah manuver Yahudi atas Kota Al-Quds yang semakin gencar dilakukan Israel. Padahal PBB adalah lembaga dunia, representasi dari masyarakat dunia yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan," kata dia.
Bagi umat Islam, sikap AS ini seharusnya semakin memperkuat dukungan pembelaan atas bangsa Palestina dan tanah suci umat.
Namun, AS ikut melecehkan kehormatan masyarakat dunia karena membela Israel.
"Sikap Trump ini mestinya menyadarkan umat Islam yang diamanahi Allah berupa kekuasaan, jabatan dan kekayaan, untuk bergerak membantu Palestina, jangan terus tertidur," tegas ketua LSM yang peduli pada anak dan perempuan Palestina itu. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 400 Personel Polisi Kawal Unjuk Rasa di Depan Kedubes AS
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga