jpnn.com, JAKARTA - PT Tunas Sawa Erma (TSE), salah satu unit bisnis Korindo Group di bidang perkebunan kelapa sawit turut memberikan dukungannya dalam konservasi lahan gambut di Semenanjung Kampar, tepatnya di areal proyek REDD+ kerja sama Korea - Indonesia di KPH Tasik Besar Serkap. Dukungan ini tertuang dalam kerja sama dengan Korea- Indonesia Forest Centre (KIFC).
Presiden Direktur PT TSE Robert Seung menjelaskan, tujuan dari kerja sama ini untuk berpartisipasi melakukan pengamanan areal gambut dari berbagai gangguan, menurunkan emisi gas rumah kaca dan meningkatkan pengetahuan aparatur.
BACA JUGA: FSC: Korindo Tidak Melakukan Pembakaran Hutan
“Meski kami lebih banyak beroperasi di Kalimantan dan Papua, tapi kami juga ingin terus mendukung dan berkontribusi dalam kegiatan konservasi lingkungan hidup dan hutan di wilayah lain sebagai bentuk kepedulian kami terhadap lingkungan Indonesia,” kata Robert Seung, dalam siaran tertulisnya.
BACA JUGA: Kabut Asap Kebakaran Hutan dan Lahan Selimuti Kota Rengat
BACA JUGA: Kabut Asap Kebakaran Hutan dan Lahan Selimuti Kota Rengat
Kerja sama yang berlaku satu tahun hingga 31 Mei 2020 ini meliputi tiga jenis kegiatan. Pertama, pemetaan area dengan metode pengambilan foto dari udara di Blok Khusus Kerjasama seluas 14.722 ha. Dari hasil pemotretan udara ini nantinya akan digunakan untuk mengidentifikasi area yang rawan terhadap gangguan sehingga bisa menjadi sumber analisis untuk tindakan preventif di masa depan.
Kedua, dilakukan pengamanan areal blok khusus di KPHP TBS, yang dimaksudkan untuk menjaga keamanan areal proyek dari berbagai gangguan dan juga untuk menjaga aset project yang ada di lapangan. Ketiga, memberikan pelatihan untuk peningkatan kemampuan staf Kesatuan Pengelolaan Hutan Tasik Besar Serkap (KPHP TBS) dalam mengimplementasikan tugasnya di lapangan.
BACA JUGA: Kebakaran Lahan Gambut di Aceh Barat Makin Meluas
BACA JUGA: KLHK Tambahkan Target Realisasi Pemulihan Ekosistem Gambut
Pelatihan ini akan mencakup teknik-teknik pengambilan data biomassa di atas permukaan, pengukuran ketebalan gambut, serta pengambilan data terkait dengan sosial dan ekonomi. “Para pakar dari beberapa universitas dan juga tenaga ahli dalam negeri akan dilibatkan menjadi fasilitator dalam pelatihan ini,” pungkasnya.
Dalam melaksanakan ketiga kegiatan tersebut, pihak TSE dan KPH Tasik Besar Serkap akan juga bersinergi dengan Korea Indonesia Forest Center (KIFC) dan SG Consulting.(mg7/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tata Kelola Gambut Indonesia Jadi Rujukan Pengetahuan Dunia
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh