BACA JUGA: Hindari KDRT, Anggap Peran Isteri Pentingnya
Seperti disampaikan sutradara Dwi Ilalang, tragedi Aceh sulit dibikin film karena biaya produksinya sangat mahal, bisa mencapai puluhan miliar."Tragedi Aceh itu kalau dibuat film memang menarik
BACA JUGA: Iwan Menyanyi Demi Petani
Kalau film Titanic itu, memang ada support yang kuat," papar sutradara film The Maling Kuburans, yang segera diluncurkan ke publik Indonesia itu.Menurut Dwi, yang susah itu antara lain adalah membuat air bah yang mahadahsyat seperti kejadian aslinya, juga mengadakan kejadian-kejadian besar yang membutuhkan biaya besar pula
BACA JUGA: Kesetiaan Shireen-Wisnu Kembali Diuji
Malah membuat polemik," ujarnya.Namun bila film itu dibiayai oleh pemerintah, kemudian para sutradara bergabung untuk menggarapnya, termasuk sutradara top macam Hanung Bramantyo, Dwi memastikan film itu akan menyedot perhatian dunia"Wah, kalau itu bisa dilakukan, saya kira akan menyaingi film Titanic," paparnya tersenyum yakin.
Sutradara muda itu memang menyayangkan, betapa dukungan pemerintah Indonesia tidak sebesar pemerintah luar negeri"Kan dana masuk dari entertainment terbilang besar untuk negara, tapi kita belum tahu dukungan pemerintah seperti apa," tukasnya.
Hal yang sama pernah disampaikan oleh entertainer Tantowi YahyaBahkan menurutnya, kepedulian terhadap budaya di tanah air lah yang menyulut dirinya menjadi pembuat kebijakan, dengan mencalonkan diri menjadi anggota DPRHingga akhirnya kini Tantowi benar-benar terpilih menjadi anggota DPR-RI periode 2009-2014.
"Saya peduli dengan budaya di IndonesiaDengan masih banyaknya pembajakan, bagaimana perlindungan terhadap karya-karya para seniman dan entertainer kita? Ini semua saya kira perlu diberikan apresiasiTermasuk saya ingin mempertanyakan, berapa besar dana masuk ke negara setiap tahunnya, tapi berapa pula yang dianggarkan untuk budaya itu sendiri," ungkapnya(gus/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Paris Hilton Boyong BFF ke Dubai
Redaktur : Tim Redaksi