Duncan menjadi aktor kunci kesuksesan klub dari kota berpasar kecil di negara bagian Texas itu,menjadi juara NBA 1999. Gelar tersebut, adalah yang pertama sejak Spurs bergabung di NBA pada 1976 lampau.
Kedidayaan berlanjut saat Tony Parker datang pada 2001 dan Manu Ginobili pada 2002. Tim milik pengusaha alat berat Peter Holt itu lantas kembali menjadi champion NBA tiga kali pada 2003, 2005, dan 2007.
Faktor pemersatu dan otak utama permainan Spurs tentu saja terletak pada pelatih berkarakter keras namun bertangan dingin Gregg Popovich. Sejak 1996, pelatih 63 tahun itu mulai membesut Spurs. Jadi total, kebersamaan coach of the year NBA 2012 itu dengan Duncan sudah mencapai 15 tahun !.
Artinya pula, big three Spurs telah bermain bersama dan menjadi kekuatan menakutkan di NBA sejak 10 musim silam. Untuk ukuran sekarang, dengan banyaknya bintang yang keluar masuk tim, fakta itu jelas 'tidak normal'.
Duncan menegaskan big three Spurs tak lepas dari guncangan. Misalnya Ginobili yang ingin peran lebih sebagai starter. Juga Parker yang tergoda kehidupan glamor Hollywood saat menikahi bintang televisi Eva Longoria 2007 silam. "Namun semua menemukan rumah di sini, di San Antonio. Semua cinta tempat ini," kata forward 36 tahun itu.
Di sisi lain, pelatih dengan karakter meledak-ledak Popovich mampu menundukkan ego para bintangnya. Ini ditambah dengan kemampuan general manager R. C Buford menyediakan talenta-talenta muda potensial di sekitar big three seperti Gary Neal, Tiago Splitter, dan Kawhi Leonard. Juga menarik Stephen Jackson dari Milwaukee Bucks awal tahun ini.
Kondisi ini membuat Duncan betah. "Tidak, saya tidak akan kemana-mana. Kamu bisa menulisnya, jika mau. Saya akan tetap di sini. Saya seorang Spur seumur hidup," tandas peraih dua gelar MVP itu. (nur)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hidayat Janji Bangun Stadion untuk Persija
Redaktur : Tim Redaksi