Tugas Berat Didik Mukrianto Loloskan Rugby ke Asian Games

Selasa, 18 April 2017 – 15:06 WIB
Didik Mukrianto. Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Didik Mukrianto memiliki tugas sangat berat setelah terpilih menjadi ketua umum Pengurus Besar Persatuan Rugby Union Indonesia (PB PRUI).

Sekretaris Fraksi Partai Demokrat itu diminta meloloskan rugby ke Asian Games 2018.

BACA JUGA: Mbak Puan Beri Kabar Gembira soal Persiapan Asian Games 2018

Saat ini, rugby menjadi satu dari enam cabang olahraga yang disebut-sebut bakal dicoret.

“Kami sudah berkomunikasi dengan kawan-kawan di DPR, khususnya di Komisi X. Mereka menginginkan cabor yang sudah disepakati (42) tetap menjadi bagian dari Asian Games,” terang Didik, Senin (17/4).

BACA JUGA: Pengprov ISSI DKI Panasi Mesin Jelang Asian Games

Dia menambahkan, Federasi Rugby Asia dan dunia sudah berkirim surat kepada Olympic Council of Asia (OCA).

Sebab, hal itu bukan hanya berkaitan dengan Indonesia, tetapi juga geliat rugby di Asia.

BACA JUGA: Renovasi Stadion Rawa Badak Telan Rp 4,2 Miliar

“Tentu kami akan ikhtiarkan agar pemerintah yakin bahwa cabang olahraga ini yang strategis dan penting untuk membangun moral dan karakter bangsa,” tambah pria kelahiran 21 Juni 1974 itu.

Didik juga mengaku akan menjalin komunikasi dengan Federasi Rugby Jepang.

Sebab, Jepang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia Rugby 2019.

“Tentu argumentasi, rasionalisasi yang kami sampaikan kepada kementerian bukan hanya terkait dengan rugby Indonesia. Tidak bisa dipisah pergerakan rugby di Indonesia dengan kompetisi maupun kemajuan rugby di Asia maupun dunia,” kata Didik.

Selain itu, Didik juga harus mengembangkan rugby di Indonesia.

Salah satunya terkait jumlah pengurus provinsi. Saat ini, hanya ada 13 pengprov PRUI di Indonesia.

“Itu tantangan ke depan. Salah satu agenda utama kami adalah membangun penguatan kelembagaan melalui konsolidasi pengprov,” ujar Didik.

Karena itu, dia meminta semua pengurus bekerja keras untuk mewujudkan target pembentukan 33 pengprov di seluruh Indonesia.

“Rugby di lapisan grass root belum terkenal karena dianggap olahraga eksklusif. Padahal, olahraga ini sangat mungkin dimainkan di tingkat grass root,” tegas anggota Komisi III DPR RI itu. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat: Bukan Cuma Novel, Tapi juga Teror ke KPK


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler