JAKARTA - Badan Narkotika Nasional (BNN) mulai mengungkap siapa sebenarnya Kompol Albert Dedi yang diketahui telah mencuri beberapa dokumen di gedung BNN. Badan yang pimpin Anang Iskandar itu menyatakan Kompol AD adalah mantan perwira yang pernah bertugas di BNN, namun kinerjanya tergolong buruk. Bahkan BNN, pernah menghentikan pembayaran gaji terhadap Kompol AD.
"Kami pernah menghentikan gajinya karena jarang masuk kerja," kata Kabag Humas BNN Kombes Pol Sumirat Dwiyanto Sabtu (13/7).
Tapi penghentian gaji itu tak berlangsung lama. Sebab, begitu mengetahui bahwa gajinya tak dibayarkan, dia langsung menghadap pimpinannya. Dan pembayarannya pun lancar kembali. Bahkan perwira dengan satu mawar di pundak itu telah mengambil seluruh gajinya hingga ia terakhir bertugas di BNN.
Ia mengungkapkan, saat ini BNN dan Polri sedang melakukan koordinasi dalam mencocokan keterangan AD. "Kami telah meminta keterangan saksi. Di antaranya Satpam dan anggota BNN yang saat itu berada di lantai enam (Kantor BNN)," beber Sumirat.
Sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Brigjen Pol Arief Sulistyanto mengatakan, anak buahnya Kompol AD mengaku ke Kantor BNN untuk mengklarifikasi gajinya yang belum sempat terbayarkan. "Dia (AD) rencananya ke BNN mau klarifikasi soal gaji," tuturnya.
Ditambahkannya, kejadian tersebut tidak terkait dengan laporan Helena, pengusaha Money Changers terhadap Deputi Pemberantasan BNN Irjen Pol Benny Mamoto di Bareskrim. "Kejadian itu tanpa sepengetahuan saya. Dan motivasi dia (AD) ke sana tidak ada hubungan dengan kasus Helena," kata Arief.
Sekedar diketahui, dari keterangan saksi, saat Kompol AD masuk ke Kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Kamis 4 Juli lalu, dirinya sempat mengancam satpam BNN agar tidak memberitahukan kejadian ini kepada siapapun. Padahal, kedatangan lulusan Akpol 1998 ini terekam kamera CCTV. (ian/jpnn)
"Kami pernah menghentikan gajinya karena jarang masuk kerja," kata Kabag Humas BNN Kombes Pol Sumirat Dwiyanto Sabtu (13/7).
Tapi penghentian gaji itu tak berlangsung lama. Sebab, begitu mengetahui bahwa gajinya tak dibayarkan, dia langsung menghadap pimpinannya. Dan pembayarannya pun lancar kembali. Bahkan perwira dengan satu mawar di pundak itu telah mengambil seluruh gajinya hingga ia terakhir bertugas di BNN.
Ia mengungkapkan, saat ini BNN dan Polri sedang melakukan koordinasi dalam mencocokan keterangan AD. "Kami telah meminta keterangan saksi. Di antaranya Satpam dan anggota BNN yang saat itu berada di lantai enam (Kantor BNN)," beber Sumirat.
Sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Brigjen Pol Arief Sulistyanto mengatakan, anak buahnya Kompol AD mengaku ke Kantor BNN untuk mengklarifikasi gajinya yang belum sempat terbayarkan. "Dia (AD) rencananya ke BNN mau klarifikasi soal gaji," tuturnya.
Ditambahkannya, kejadian tersebut tidak terkait dengan laporan Helena, pengusaha Money Changers terhadap Deputi Pemberantasan BNN Irjen Pol Benny Mamoto di Bareskrim. "Kejadian itu tanpa sepengetahuan saya. Dan motivasi dia (AD) ke sana tidak ada hubungan dengan kasus Helena," kata Arief.
Sekedar diketahui, dari keterangan saksi, saat Kompol AD masuk ke Kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Kamis 4 Juli lalu, dirinya sempat mengancam satpam BNN agar tidak memberitahukan kejadian ini kepada siapapun. Padahal, kedatangan lulusan Akpol 1998 ini terekam kamera CCTV. (ian/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Budaya Kekerasan di Penjara Sudah Terpelihara
Redaktur : Tim Redaksi