PANGANDARAN – Musim liburan Tahun Baru Imlek 2563 di Pantai Pangandaran, Ciamis diwarnai dengan tenggelamnya tujuh wisatawan. Namun, wisatawan asal luar Ciamis itu bisa diselamatkan tim penjaga pantai Balawista dibantu anggota Organisasi Perahu Pesiar.
Koordinator Lapangan Balawista Maman Suparman menjelaskan, kecelakaan laut terjadi di kawasan Pantai Barat, Minggu (22/01).”Semua korban (kecelakaan laut, red) selamat, walaupun ada satu orang yang sempat kritis yakni wisatawan asal Kuningan bernama Vikri,” ujarnya kemarin (23/1) di Markas Balawista, Pangandaran.
Vikri, yang berusia 19 tahun, kata Maman, malah sempat menghilang ditelan ombak.“Namun petugas di lapangan berhasil menemukan korban, setelah diistirahatkan di pos Balawista, korban bisa beraktivitas kembali,” papar Maman.
Selain Vikri, korban tenggelam lainnya yakni Hilham (21) dan Mamat (21) wisatawan asal Cirebon, Rijal Ramadhan (14) asal Dayeuh Kolot Bandung, Fauzi (15) asal Garut, Sarah (12) wisatawan asal Jakarta Barat, Cecep (20) asal Pangalengan Bandung.
Maman mengatakan, korban tenggelam tersebar dari Pos 1 hingga Pos 4 Balawista.
“Mereka terlalu asyik berenang sehingga kerap mengabaikan keselamatannya sendiri, seperti tidak memakai alat bantu berenang (ban atau boogie, red), berenang di tempat yang dilarang atau terlalu memberanikan diri berenang ke tengah,” ungkapnya.
Sebagai upaya antisipasi kecelakaan laut, kata Mamang, Balawista bersama Kepolisian Perairan Polres Ciamis berkali-kali mengimbau wisatawan di pantai melalui pengeras suara agar wisatawan tidak berenang di areal terlarang. Selain itu, wisatawan yang berenang terlalu menjauhi bibir pantai diminta segera kembali ke pantai.
Petugas Balawista yang berjaga di pos penjaga pantai pun melakukan pemantauan dan patroli rutin di wilayahnya masing-masing. Di setiap daerah berarus kencang, Balawista selalu memasang rambu tanda bahaya berupa bendera merah atau papan larangan berenang. Meski demikian masih banyak wisatawan yang mengabaikannya.
”Walaupun kami tegur, namun masih banyak yang cuek. Ini yang membuat kami harus waspada sepanjang hari,” tutur Nanang, salah seorang anggota Balawisa saat ditemui Radar (Group JPNN) di Pos 4 penjaga pantai.
Nanang, mengaku ia dan rekannya kerap adu mulut dengan wisatawan yang membandel. “Ya saat bertugas kami memang harus tegas. Sering kami cekcok dengan pengunjung karena mereka gak mau berpindah lokasi (berenang, red). Namun kami harus tegas. Ini semua untuk keselamatan mereka juga, kalau sampai ada yang tenggelam kami juga yang repot,” tuturnya.
Selain korban tenggelam, ada 55 peristiwa wisatawan terpisah dari keluarganya saat beraktivitas di pantai. Sebagian besar dari mereka merupakan anak-anak. “Di setiap pos ada kejadian anak hilang, namun mereka semua bisa kembali bertemu dengan keluarganya setelah kami informasikan melalui pengeras suara,” tutur Maman. (nay)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelantikan Bupati Gorut Tunggu SK Mendagri
Redaktur : Tim Redaksi