Tukang Pijat 8 Generasi Timnas

Rabu, 29 Desember 2010 – 10:49 WIB
Official tim nasional Indonesia, Muhammad Sudir, saat ditemui di hotel Golden Horses, Bukit jalil, Kuala Lumpur. Foto: Hendra Eka/Jawa Pos

Bukan bonus besar, bukan pula Nurdin Halid, ketua umum PSSITapi, orang-orang yang sangat berperan di timnas Indonesia adalah sang arsitek tim Alfred Riedl dan sosok yang selama ini jarang di-cover media

BACA JUGA: Mourinho Ogah Lepas Gago

Yakni, tukang pijat, kitman (bagian umum), dan juru masak
Siapa saja mereka?

 
Tak bisa dimungkiri, sentuhan pelatih anyar timnas Indonesia Alfred Riedl dan asistennya, Wolfgang Pikal, berhasil mengantarkan Firman Utina dkk menembus babak final Piala AFF 2010

BACA JUGA: Dobrak dari Awal, Bikin Gol Cepat

Mereka juga mampu mengubah permainan tim Garuda menjadi lebih agresif serta disiplin.  Namun, kehebatan dua bule Austria tersebut dalam memoles tim Garuda tidak akan maksimal tanpa bantuan "orang-orang loyal" di timnas
Bahkan, mereka bisa dianggap punya peran penting dalam menyatukan tim setiap menjelang pertandingan

BACA JUGA: Bonek Malaya akan Dijaga Ketat

Sebab, merekalah yang selama ini memenuhi semua kebutuhan nonteknis para pemain dan tim.
 
Salah satunya adalah tukang pijat setia timnas, Mohammad SudirPria kelahiran Purwokerto, 22 Oktober 1964, tersebut sudah 12 tahun bertugas memijat para pemain tim Merah PutihSekitar delapan generasi timnas sudah dia kawalYakni, sejak era pelatih Rusdy Bahalwan, Bernhard Schumm, Nandar Iskandar, Benny Dollo, Bambang Nurdiansyah, Ivan Kolev, Peter Withe, hingga Alfred Riedl.
 
Sudir adalah lulusan IKIP Jakarta 1985 dari Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kepelatihan (FPOK), Jurusan Penjaskes (Pendidikan Jasmani dan Kesehatan)"Kira-kira sejak 1998 saya dipercaya menjadi masseur (tukang pijat) timnas," katanya di sela mendampingi timnas melawat ke Kuala Lumpur akhir pekan lalu.
 
Sebelum menjadi pemijat di tim Garuda, pria yang saat ini aktif sebagai guru olahraga di SMK 44 Kemayoran tersebut "berkarir" sebagai pemijat di timnas boling dan sepak takrawTapi, dua tahun terakhir sebelum timnas dilatih Alfred Riedl, Sudir sempat tidak dipakai timnasNamun, dengan keahliannya yang sudah kesohor di kalangan insan sepak bola tanah air, dia direkrut menjadi tenaga masseur klub Persija Jakarta
 
"Saya tidak tahu kenapa timnas sampai begitu percaya kepada sayaSaya tentu tidak pernah menanyakan hal ituSaya selalu enjoy dengan pekerjaan ini karena saya sangat menyukainyaMungkin pijatan saya manjur kali," canda pria yang diangkat menjadi PNS pada 1986 tersebut
 
Sudir mengalami banyak suka-duka bersama timnasBisa dibilang, apa yang dirasakan tim, itulah yang dia rasakan"Jika tim menang, pasti saya sangat senangJika kalah, saya juga sedih," ungkapnya
 
Karena sudah lama mendampingi timnas, suami Estiningsih tersebut menyatakan kenal baik dengan para mantan maupun pesepak bola tanah airBahkan, dia mengaku sampai lupa sudah berapa kali terbang ke luar negeri"Yang jelas, saya sudah tiga kali berganti pasporPaling lama adalah saat tinggal enam bulan di Belanda ketika timnas U-23 menjalani TC sebelum bertanding di Asian Games Qatar 2006
 
Selain Sudir, sosok yang tidak pernah jauh dari timnas adalah Dedy RiswantoPosisinya juga sangat vital, yakni kitman (bagian umum)Tugasnya adalah menyediakan segala keperluan perlengkapan timnas saat berlatih dan bertandingDi antaranya, menyiapkan rompi, bola, cone, dan kostum
 
"Ini adalah tahun pertama saya dipercaya menjadi kitman di timnas seniorSepuluh tahun sebelumnya, saya menempati posisi yang sama di timnas junior dan timnas wanita," jelas sarjana ekonomi lulusan Universitas Borobudur (1998) tersebut
 
Pria kelahiran 17 Desember 1973 itu mengungkapkan, meski hanya seorang kitman, dirinya merasa profesi itu adalah sebuah penghargaan"Saya menganggapnya sebagai tugas negaraIni satu kehormatan bagi saya yang sangat membanggakan," tuturnya.
 
Selain menjalankan tugas sebagai bagian umum, Dedy mengaku kerap menjadi tempat curhat beberapa pemain yang secara usia memang jauh lebih muda di bawahnyaDi luar aktivitasnya sebagai kitman timnas, suami Yustiti Muliati itu melatih di Jakarta Football Academy, Halim
 
"Saya sekarang sudah mengantongi lisensi DKe depan, saya ingin terus mengikuti kursus kepelatihan hingga mendapatkan lisensi ASaya ingin jadi pelatih profesional," tegas pria yang juga berencana melanjutkan pendidikan S-2 tersebut
 
Sementara itu, untuk urusan stamina pemain, timnas memiliki seorang ahli nutrisiYaitu, Erwin ChristiantoDokter ahli nutrisi itulah yang selama ini selalu bekerja di belakang layar mengatur menu makan Firman Utina dkk.
 
Makanan pemain timnas merupakan bagian pentingSetidaknya, tim Garuda membutuhkan seorang ahli agar makanan yang dikonsumsi pemain bisa menambah "daya ledak" ketika tampil di lapangan"Ini juga menyangkut seni menyediakan asupan nutrisi yang harus benar-benar proporsional setiap hari," kata Erwin"Belum lagi menyangkut citarasa makanan yang harus dikombinasi dengan takaran nutrisi yang tepat," lanjutnya
 
Dia mencontohkan, saat pemain meminta menu soto, dia harus memutar otak untuk menyediakan menu tersebut dengan memasukkan komposisi nutrisi yang tepat"Ada pula pemain yang memang sulit mengikuti pakem suplemen dan nutrisi yang sudah ditetapkanTapi, saya hanya bisa memberikan pengertian kepada merekaAkhirnya mereka mengikuti setelah tahu bahwa mereka benar-benar butuh," ungkapnya(ali/c5/iro)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rajagopal Tak Ingin Adu Penalti


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler