jpnn.com, KLATEN - Tukul Subagiyono, seorang buruh tani di Desa Kotesan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mengembalikan dana bantuan sosial tunai (BST).
Tukul memutuskan mengembalikan BST karena dia sebelumnya sudah menerima bantuan dari dana desa.
BACA JUGA: Pria Berambut Gondrong itu Tiba-Tiba Mendatangi Pak Ganjar, Ini yang Disampaikannya
Pengembalian itu dilakukan Tukul di saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tengah mengecek pembagian BST di Kabupaten Klaten, Rabu (4/8).
Ganjar melakukan pengecekan setelah mendapat laporan terkait penyaluran bantuan yang tidak tepat sasaran.
BACA JUGA: Banyak Bupati dan Wali Kota Protes ke Pemerintah Pusat, Pak Ganjar Langsung Turun Tangan
Saat pembagian BST di Desa Kotesan yang disaksikan orang nomor satu di Jateng itu, Tukul Subagiyono mengangkat tangan dan memanggil Ganjar, serta dengan tegas dia mengatakan akan mengembalikan BST yang diterimanya.
"Ini punya saya mau saya kembalikan, pak, ‘wong' saya sudah dapat bantuan, kok, dapat lagi. Kasihan yang lain pak, biar untuk yang lain saja," ungkap Tukul.
BACA JUGA: Dua Lansia Semringah Bukan Main Melihat Ganjar Datang Membawa BST
Mendengar hal itu, Ganjar kemudian mendekat dan bertanya alasan Tukul mengembalikan BST. Ganjar pun bertanya tentang pekerjaan Tukul sehari-hari.
"Saya cuma buruh tani, pak. Ini saya kembalikan, 'wong' saya sudah dapat. Satu bantuan saja sudah cukup pak, masa mau dapat lagi,” ujar Tukul.
Menurut dia, meskipun bantuan itu dibutuhkan, tetapi dia merasa sudah menerima dana desa. Oleh karena itu, dia pengin yang lebih berhak mendapatkan BST tersebut.
“Ya walaupun saya butuh sebenarnya, tetapi, kan, saya sudah dapat. Yang lain masih banyak yang butuh dan tidak dapat," ujar Tukul yang langsung diacungi dua jempol oleh Ganjar.
Ternyata yang mengembalikan BST tidak hanya Tukul.
Namun, ada dua warga lain di tempat itu yang melakukan hal serupa.
Keduanya ialah seorang ibu rumah tangga bernama Jannah yang suaminya bekerja sebagai kuli bangunan, dan mahasiswa Yoga Pratama.
"Suami saya sudah dapat bantuan dari dana desa, pak. Jumlahnya juga sama Rp 300 ribu per bulan. Enggak tahu, kok, ini dapat bantuan lagi, makanya saya kembalikan. Mudah-mudahan dapat orang lain yang membutuhkan," kata Jannah.
Sementara itu, Yoga mengatakan bantuan dana desa sudah diterima ayahnya, sedangkan BST diterimanya atas namanya.
"Kan, menurut aturan undang-undang, satu kepala keluarga dapat satu bantuan saja, tetapi, kok, di keluarga saya dapat dua, makanya saya berinisiatif mengembalikan. Mungkin bisa digunakan ke masyarakat yang membutuhkan," ujarnya.
Menanggapi hal itu, Ganjar menyatakan bangga kepada warganya yang mau mengembalikan bantuan tersebut karena memang tidak berhak.
Menurut dia, hal itu contoh moralitas yang harus menjadi teladan masyarakat lainnya sekaligus jadi acuan pemerintah untuk melakukan perbaikan data.
"Dari sisi moralitasnya, ini sangat bagus. Ini konkret, mereka datang dengan moralitas bagus, mau mengembalikan karena merasa sudah menerima," katanya.
Banyak orang, lanjut Ganjar, tidak memiliki moralitas sebagus empat orang itu. Dia sendiri bahkan melihat beberapa penerima bantuan yang memakai jam tangan, ponsel, dan sepatu yang bagus.
Ganjar juga mendapat fakta ada penerima yang masih bekerja di pabrik. Ada juga bahkan yang punya usaha sendiri.
Jadi, Ganjar menegaskan bahwa ini soal moralitas karena ada yang lebih mampu tetapi tak berkeinginan mengembalikan.
“Mohon maaf, dengan segala hormat bapak dan ibu yang hari ini mengembalikan meskipun hanya buruh tani, tetapi moralitasnya luar biasa. Ini ada juga ibu rumah tangga dan mahasiswa. Dia kritis karena merasa tidak berhak, ya, dikembalikan," ujarnya.
Ganjar berharap apa yang dilakukan Tukul, Jannah, Yoga ini menjadi inspirasi banyak orang. Sebab, ujar dia, saat ini bantuan memang banyak yang tak tepat sasaran sehingga menimbulkan kecemburuan.
Karena kejujurannya, tiga warga Kabupaten Klaten yang mengembalikan bantuan itu langsung mendapat hadiah uang tunai dari Ganjar.
"'Rezeki 'wis ono sing ngatur nggih' (sudah ada yang mengatur) karena 'sampeyan' (anda) jujur, tak kasih hadiah," kata Ganjar. (antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Boy